Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batas Kesabaran Itu Diri Sendiri

23 Januari 2019   07:27 Diperbarui: 23 Januari 2019   12:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selembar surat undangan ditunjukkan istri, rupanya sahabat lama tidak bertemu menikah. Pada usia (akhirnya kami ketahui) 44 tahun, dilamar seorang duda ditinggal mati istri.

Saat hendak mengucapkan ikrar suci, sang suami genap 57 tahun dengan tiga cucu, sempat ditentang empat anaknya, tapi pernikahan sederhana tetap dilangsungkan.

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
Begitulah kenyataan hidup, memang tidak selalu se-ideal seperti keinginan manusia, namun kalau dijalani dengan ikhlas justru akan menguatkan. 

Dari cerita istri yang saya dengarkan, saya tahu bagaimana usaha ibu petugas loket menemukan belahan jiwa.

Kisah lain terbetik, memasuki sepuluh tahun usia pernikahan, pesan bahagia masuk di handphone. Terkabar dari teman baik (si penantang) , bahwa sang istri sedang berbadan dua.

"Alhamdulillah" 

Batas Kesabaran itu Diri Sendiri

Dua kata mampir di benak, yaitu "Sabar" dan "Usaha", merangkum perjalanan panjang dan jerih payah dilalui dua kenalan baik kami. 

Ketekunan dan ikhtiar ibu petugas loket, menemui jawaban dengan datangnya lamaran duda empat anak dan tiga cucu. Sementara penantian panjang suami istri sahabat kami, setelah melewati kesabaran dan berusaha pantang menyerah selama sepuluh tahun lebih.

Sungguh, saya terinspirasi pada dua teman keren ini, menyadarkan bahwa yang membatasi kesabaran adalah diri sendiri. Kalau ada kalimat 'Sabar ada batasnya,' jawabnya beragam, akan mencerminkan seberapa ketangguhan setiap orang menjalani ujian hidupnya.

Setiap orang dengan pilihan sendiri sendiri, pasti melewati kesedihan dan kesukaan yang tertakar oleh hukum kehidupan. Sedih dan suka memiliki porsinya sendiri, keduanya sangat dibutuhkan, akan memberi nutrisi pada jiwa manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun