Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perencanaan Keuangan Ibarat Tehnik Mencapai Tujuan Hidup

4 Desember 2018   07:54 Diperbarui: 4 Desember 2018   08:54 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liwigna Hananto sedang menjelaskan perencanaan keuangan -dokpri

Apa yang terbersit di benak, ketika Kompasianer mendengar kata "investasi." Kalau saya nih, terbayang hal yang susah, ribet, serius membuat kening berkerut dan pastinya mahal.

Mungkin, Kompasianer punya asumsi serupa dengan saya, menangkap kesan tidak fun dengan kegiatan yang bernama investasi.

Pepatah 'ala bisa karena biasa' memang ada benarnya, karena rasa tidak tertarik menggeluti dunia financial, maka yang ada dipikian adalah yang tidak enaknya saja.

Ketika menghadiri event bertema financial, dengan narasumber Liwigna Hananto, seorang Financial Trainer and Founder  QM Fnancial. Saya mendapat insight, bahwa sesungguhnya perencanaan keuangan simpel, seperti halnya kegiatan keseharian.

Perencanaan keuangan, bisa menjadi cara untuk (sekaligus) melatih mengelola ego, kemudian belajar memenangkan pertarungan di dalam diri sendiri.

Perencanaan keuangan lebih dari sekedar merencanakan keuangan, tetapi ada goal lebih besar, yaitu menyusun tujuan hidup ke depan. Lebih lanjut, proses financial planing membutuhkan goal seeting, karena perencanaan harus membantu mencapai yang hendak dituju.

Misalnya kita mau travelling dengan dana lima juta, maka setelah lima juta selesai, jangan gara-gara melihat tas atau sepatu bagus berubah pendirian "bisa nggak, travellingnya tiga juta saja" (pada titik ini latihan menekan ego terjadi)

Liwigna Hananto sedang menjelaskan perencanaan keuangan -dokpri
Liwigna Hananto sedang menjelaskan perencanaan keuangan -dokpri
Liwigna memakai istilah time horizon, untuk menggambarkan tujuan hidup setiap orang. Time horison setiap orang berbeda, sesuai tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Contoh paling sederhana, adalah seorang nelayan memiliki time horizon harian. Sebelum subuh berangkat melaut, seharian di tengah lautan dan pulang membawa hasil tangkapan. Keesokan hari ikan dijual, uang didapat sebagian untuk memenuhi kebutuhan hari itu, selanjutnya esok hari memulai dengan rutinitas sama.

Seorang petani memiliki time horizon permasa panen (rata-rata 4 bulan), dia akan memikirkan bagaimana (sebagian) uang dikelola untuk melewati bulan ke bulan hingga masa panen tiba. Semua daya upaya dikerahkan, demi menghasilkan panen terbaik untuk menunjang peningkatan kualitas hidup. 

Time horizon seorang ibu rumah tangga, karyawan, freelancer, wiraswasta, pelaku UMKM, pebisnis besar, dan profesi lainnya akan berbeda. Selain time horizon, ada perencanaan tujuan hidup berdasarkan fase, hal ini terkait dengan target yang ingin dicapai seseorang di masa mendatang.

Misalnya sebuah keluarga ingin berlibur, setelah kenaikan sekolah anak, maka sebaiknya direncanakan (misal) setahun atau beberapa sebelumnya. Pun merencanakan pendidikan anak, bisa dimulai saat anak masih kecil, atau kalau sudah (misal) satu SD, bisa merencanakan dana saat SMP, SMA dan atau masuk perguruan tinggi.

Pengin membeli rumah saat baru menikah, pengin naik haji bersama orang tua, pengin membangun rumah dan seterusnya, semua bisa direncanakan jauh hari, dan tidak kalah penting musti disiplin.

Liwigna membagi perencanaan keuangan dalam tiga tahapan, yaitu jangka pendek (maksimal sampai 5 tahun), jangka menengah (5 -- 10 tahun) dan jangka panjang (di atas 10 tahun). Pemilihan tahapan didasarkan pada prioritas hidup, akan menetukan bentuk investasi yang akan diambil.

Menurut teori keuangan yang dikembangkan (Liwigna menekankan, namanya teori bisa berkembang, diterapkan monggo tidak juga tidak apa), semakin pendek masa perencanaan, sebaiknya dipilih yang pasti-pasti saja.

Liwigna Hananto -dokpri
Liwigna Hananto -dokpri
Misalnya tahun depan (artinya jangka pendek), mau berlibur dengan dana sepuluh juta. Simpan uang dalam bentuk tabungan atau deposito, cari cara agar tangan tidak gatal ingin mengambil.

Misalnya kalau tabungan di Bank yang mesin ATM -nya jarang, atau simpan uang melalui rekening tabungan anak, atau minta tolong istri menyimpan di tempat yang suami tidak ketahui dan lain sebagainya.

Pada perencanaan keuangan jangka menengah, misal pendidikan anak saat masuk SMP (si anak masih kelas TK), investasi bisa diwujudkan dalam bentuk emas, logam mulia atau reksadana pendapatan tetap atau campuran konservatif (80% isinya sudah jadi).

Sementara untuk jangka panjang, bisa memakai reksadana campuran moderat, untuk investasi 15 tahun ke atas bisa memakai saham (penjelasan soal reksadana dan saham terlalu teknis, dan silakan anda pelajari lebih detil melalui orang yang ahli)

"Semakin panjang jangka waktu semakin beresiko bisa diambil, maka toreransi resiko bisa bergeser," jelas Liwigna.

Konsep perencanaan keuangan, bukan berpatokan pada return (berapa uang yang kembali), tetapi bagaimana uang tersebut bisa mengantarkan orang tersebut sampai tujuan yang direncanakan di awal.

So,  perencanaan keuangan itu simpel kan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun