Di era digital seperti saat ini, siapa bisa menyangsikan dahsyatnya dampak media sosial. Berita yang berseliweran di timeline medsos, nyatanya lebih cepat viral dibanding kabar di media mainstream. Tak jarang, kabar yang ada di media elektronik dan atau media cetak, justru merujuk cuitan twitter, postingan di IG atau IG story dan status beranda facebook, sebagai sumber berita.
Gerakan pelestarian cagar budaya, perlu digalakkan dan dikemas dengan menyesuaikan kemajuan jaman. Sehingga pesan-pesan pelestarian, bisa disampaikan dan diterima dengan baik.
Batik Banten, Budaya, Filosofi dan PrestasiÂ
Batik Indonesia, sudah mendapat pengakuan badan UNESCO- PBB, yaitu batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi (masterpiece of the oral and intangible Heritage of humanity) sejak 2 oktober 2009 - kemudian ditetapkan sebagai hari batik.
Batik dikategorikan karya non bendawi, karena bukan sekedar selembar kain dengan pola dan warna yang tertuang di atasnya. Namun di atas kain batik tersebut, mengandung cerita, nilai filosofis dan humanis, serta kearifan budaya lokal (local wisdom) yang sangat mendalam. Sebagai warisan budaya yang tinggi, batik musti dipertahankan, diperkenalkan dan diestafetkan ke generasi berikutnya
Nah, menyoal pelestarian budaya non benda, batik Banten tidak bisa dipisahkan dengan muatan filosofi dan budaya kawasan Banten Lama. Adalah Uke Kurniawan, pendiri Batik Banten, yang begitu gigih memperjuangkan eksistensi batik Banten di antara batik lain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Konon, kelebihan batik Banten adalah pada motif yang diadop dari benda-benda purbakala, seperti artefak kreweng, tembikar -yang merupakan temuan arkeolog- dengan sekitar 90 ragam hias lainnya.
Meski kompetisi di pasaran batik cukup ketat dan tinggi, rupanya Batik Banten berhasil menembus market share hingga 87%. Atas prestasi membanggakan ini, Uke Kurniawan berhasil meraih penghargaan, sebagai pemuda kreatif dari Presiden SBY. Prestasi ini kemudian berlanjut, dengan diraihnya penghargaan Paranakarya dari Presiden Joko Widodo.
Kemudian lelaki rendah hati asli Banten, membeberkan rahasia dibalik prestasi Batik Banten. Yaitu dengan menerapkan '5 S', sehingga upayanya mengenalkan Batik Banten bisa berhasil.
Apa itu 5 S?