Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyerap Energi Baik dari yang Paling Dekat

9 Agustus 2018   08:19 Diperbarui: 9 Agustus 2018   09:37 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
membuat buku antologi- dokpri

Puluhan tahun berselang, jelang subuh tak terlupa kembali terulang. Di ujung usia kehamilan sembilan bulan lebih, kami pasangan muda masuk ruang persalinan. Detik ke detik berjalan pelan, campur aduk perasaan semakin tidak karuan. Ini adalah momentum, kami para lelaki tidak bakal pernah merasai.

Menjadi seorang ibu, bertaruh nyawapun ditempuh. Susah payah berjuang, demi kelahiran buah hati dinanti. Saya berdiri menyemangati, menyambut datang jabang bayi. Akhirnya tangis itu pecah, tanda tiba makhluk mungil paling dinanti.

Pada tahun keenam tahun usia pernikahan, kebahagiaan terasa lengkap. Dua anak mengisi hari ke hari, memendar semangat dan warna hidup baru. Kejadian jelang pagi menegangkan, rupanya memantik energi sang suami. Berjanji memberi persembahan terbaik, dibawa pulang untuk anak istri.

 "Sebaik-baik kalian, (adalah) yang sikapnya paling baik terhadap perempuan --perempuan (ibu, istri, anak perempuan) mereka" (HR Tirmidzi)

Energi Baik itu Ada dalam Setiap Diri
Manusia makhluk istimewa, memiliki kemampuan melebihi makhluk lainnya. Akal pikiran muasal keistimewaan itu, dianugrahkan manusia sebagai pengelola semesta. Setiap orang berkesempatan sama, melejitkan potensi di dalam dirinya. Bahwa energi baik bisa lahir, tidak perlu jauh-jauh karena ada di dalam setiap diri.  

Setiap kita bisa menggali energi, melalui kisah inspiratif berseliweran sepanjang waktu. Lewat kisah Mak Yati, perempuan papa berhati samudra. Kisah Raeny, anak tukang becak pantang berkecil hati. Atau Zohri lelaki bersahaja dalam semangatnya.

Kisah pemantik energi, bisa didapati dari orang paling dekat. Mengingat pengorbanan orang tua, kesetiaan pasangan hidup, kehadiran buah hati atau siapapun yang bersinggungan di kehidupan.

Saya menyerap energi baik, dari ibu, dari istri, dari anak-anak. Mengelola energi tersebut, untuk belajar dan berusaha menjadi anak berbakti, menjadi suami yang mengayomi istri, menjadi ayah menyayangi anak-anak. Sumbu energi baik, bisa menyala dari lingkungan terkecil yaitu rumah. Agar lelaki penjemput nafkah, keluar rumah dengan semangat mengganda.

Menggali Energi Baik Semampunya
Setiap orang, memiliki cara sendiri mengelola energi diri. Sesuai  bakat dan minat, berekspresi dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Menulis, adalah cara saya untuk mengeskpresikan ide dan gagasan. Menemukan ide sebuah tulisan, bagi saya seperti menemukan energi baru.

mendapat kesempatan berbagi - dokpri
mendapat kesempatan berbagi - dokpri
Menuliskan ide kemudian memposting di blog, menjadi cara saya menyebarkan energi. Sementara kemanfaatan dari tulisan tersebut, biarlah orang lain yang menilainya. "Menulislah, dan biarkan tulisanmu mengalir mengikuti nasibnya," quote dari Buya Hamka ini, selalu saya ingat dan pegang. Saya tidak terlalu risau, dengan sedikit jumlah pembaca tulisan. Karena saya yakin, sebuah tulisan punya cara sendiri menemui pembacanya.

membuat buku antologi- dokpri
membuat buku antologi- dokpri
Dari beberapa tulisan, setidaknya dua artikel saya sudah masuk dalam buku antalogi. Meski belum punya jam terbang tinggi, beberapa forum kecil saya datangi, sebagai tempat tempat berbagi pengalaman menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun