Semua produk terkait kebutuhan hidup sehari-hari, bersentuhan dengan namanya teknologi. Maka banjir aplikasi sedang terjadi, semua dibuat demi memudahkan urusan manusia.
Era digital tengah berlangsung, kita terima dengan segala konsekwensinya. Setiap situasi bagai pisau bermata dua, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Tinggal pribadi yang menangkap situasi, akan mengolahnya menjadi energi bermanfaat atau mudharat. Sementara yang tidak mau update teknologi, dijamin ketinggalan jaman, akibatnya kerepotan mengikuti perubahan masa.
1. Memulai Dari Diri dan Lingkungan Terdekat.
Kalau saya menjadi Menag, saya akan aktif di medsos. Aktif mempromosikan akun medsos, di berbagai kesempatan di hadapan orang banyak. Dengan metode promosi dan pengaruh seorang mentri, saya yakin jumlah follower akun medos meningkat siginifikan.
Kesempatan ini (punya banyak follower) saya manfaatkan, aktif menuliskan berita inspiratif pembangkit semangat. Kebiasaan baik sebagi menteri, (saya yakin) akan membawa dampak bagi follower meski (mungkin) sedikit.
Misalnya, saya punya total follower satu juta ( di FB, IG, Twitter, path). Kalau suapuluh persen pengikut terinspirasi, kemudian postingan positif diviralkan. Upaya baik ini, akan menjadi ladang amal baik di dunia maupun alam kekal.
Hal yang sama, saya tularkan pada orang-orang terdekat. Mulai dari istri, anak, saudara kandung, kerabat begitu seterusnya.
Kemudian terus berkembang, dilakukan di keluarga besar Kemenag di seluruh Indonesia. Mengajak membuat akun medsos, kemudian menyebarkan konten positif.
Aktivitas sebar konten positif di medsos, butuh waktu panjang dan berkelanjutan. Tapi kalau dilakukan secara konsisten, saya yakin akan terjadi efek domino.