Orang yang memaafkan tapi tidak mau melupakan, -- menurut tausiyah yang saya dengar -- berarti belum menyertakan ikhlas dalam kata maaf tersebut. Ikhlas adalah satu tahap lebih tinggi, setelah manusia bisa menundukkan ego pribadi. Memberikan maaf dengan rasa ikhlas, berarti tidak mengungkit kesalahan masa lalu si peminta maaf.
Memang disakiti hati sangat tidak enak rasanya, tapi menyimpan dendam ternyata lebih tidak enak lagi. Â Bagi pendendam, ibarat membiarkan diri terperosok dalam keburukan. Karena seorang pendendam, seperti memelihara borok pada hatinya sendiri.
Sementara bagi penggenggam rasa ikhlas, akan mendapatkan derajad kemuliaan lebih tinggi dibanding pendendam. Orang yang ikhlas, adalah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Orang yang ikhlas, orang yang sangat bisa mengatasi egonya sendiri. Maka bagaimana Ramadan dan lebaran tahun ini, sampai di mana kata maaf yang telah kita ucapkan.
Masih adakah, orang-orang yang belum setulus hati kita maafkan. Saya juga masih belajar ikhlas, agar hidup menjadi lebih tenang dan jauh dari syak wasangka. Mari sertakan ikhlas, dalam setiap kata maaf yang terucap.
Mohon Maaf Lahir dan Batin- Agung Han.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H