Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayo ke Perpustakaan Nasional!

5 Januari 2018   07:58 Diperbarui: 6 Januari 2018   16:58 7468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mendengar kata "[erpustakaan" yang terlintas dalam benak saya adalah tempat dengan suasana hening. Meja dan kursi berjajar rapi, setiap orang asyik dengan buku di tangannya. Dan memang situasi itulah yang saya temui dihampir setiap perpustakaan yang pernah saya datangi.

Meski hobi baca, saya termasuk orang yang kurang bisa bertahan lama saat berada di perpustakaan. Paling lama satu jam, baca buku ini dan itu setelahnya kaki ingin segera beranjak keluar. Suasana senyap di perpustakaan, membuat rasa  kantuk menjadi lekas datang.

Saya lebih suka, membaca di taman atau di ruang terbuka lainnya. Atau sekalian ke toko buku, membaca sembari mendengarkan alunan musik. Suasana baca di toko buku, membuat saya betah berlama-lama, terbawa dengan suasana yang menyenangkan.

-0o0-

Selama ini, saya sebatas membaca dan mendengar tentang Perpustakaan Nasional yang kini menempati gedung baru. Gedung Perpustakaan Nasional kini memiliki 24 lantai dan berlokasi di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Pada saat pembukaan Perpusnas, teman-teman blogger juga datang meliput.

Maka ketika anak  bungsu saya yang hobi baca sedang libur sekolah, terbetik ide mengajaknya ke Perpustakaan Nasional. Seperti sudah bisa ditebak, sambutan antusias saya dapatkan darinya ketika mengutarakan keinginan itu. Gadis mungil saya bahkan menghitung hari dan tak sabar menanti jelang kepergian ke Perpusnas.

Dari rumah kami di Tangsel, kami naik bus TransJakarta (TJ). Terdapat dua jurusan TJ (Ciputat- Tosari dan Ciputat- Kampung Rambutan), dua-duanya bisa dinaiki. Hanya dengan tiket seharga tiga ribu lima ratus per orang, bisa menempuh jarak Tangsel sampai daerah Monas, termasuk murah bukan.

Naik  TransJakarta rute Ciputat-Tosari bisa jadi pilihan, meski biasanya sarat penumpang dankecil kemungkinan dapat kursi.  Setelah sampai shelter terakhir (Tosari) transit TransJakarta rute Monas, kemudian transit di shelter Monas naik rute Pulo Gadung dan turun di shelter Balai Kota. Dari shelter Balai Kota, kita tinggal menyeberang ke Perpustakaan Nasional.

di Halte bus TJ -dokpri
di Halte bus TJ -dokpri
Sedangkan jika memutuskan naik TransJakarta rute Ciputat-Kampung Rambutan, bisa transit di shelter Pondok Pinang, naik TransJakarta rute Harmoni  (bus TJ gandeng sehingga lebih lega besar kemungkinan dapat kursi ). Sampai  shelter central Harmoni sambung rute Pulo Gadung, turun di Shelter Balai Kota. Kemudian tinggal menyeberang dan gedung Perpusnas sudah tampak.

Saya memilih naik TransJakarta rute Harmoni, anak dapat tempat duduk yang nyaman. Kalau saya sih berdiri tidak masalah, bisa sambil jaga si kecil disamping kursi. Perjalanan menempuh waktu sekitar satu jam, bus TransJakarta juga bersih dan berpendingin, ada beberapa bus memperdengarkan siaran radio. Hal ini sangat menghibur, membantu mengusir rasa lelah dan penat para penumpang.

Sampai di shelter Balai Kota, kami berjalan ke tempat penyeberangan jalan (zebra cross). Ada lampu untuk membantu penyeberang, tinggal pencet akan muncul timer selama lima belas dalam hitungan mundur.  Dari kejauhan, penampakkan gedung Perpusnas sangat jelas. Membuat saya dan anak tak sabar, melihat apa saja ada di Perpusnas.

Gedung utama Perpusnas- dokpri
Gedung utama Perpusnas- dokpri
Masuk ke pelataran Perpusnas, pengunjung melewati sebuah bangunan (seperti sebuah pendopo). Terdapat koleksi keren, layaknya sebuah museum dengan aneka barang antik dan unik. Banyak spot yang instagramable, dengan latar yang kekinian. Pada bangunan pendopo, terdapat empat ruangan (di kiri dan kanan), menggambarkan tentang riwayat baca bangsa Indonesia.

Saya dan anak, sempat masuk ke "Ruang Aksara," di dalamnya terdapat gambar peta Indonesia yang ditampilkan secara digital.  Kalau mau menyimak lebih dalam terdengar suara yang mengisahkan kronologis rakyat Indonesia mengenal huruf.

di pendopo Perpusnas-dokpri
di pendopo Perpusnas-dokpri
Keren banget ya- dokpri
Keren banget ya- dokpri
Berhimpitan dengan "Ruang Aksara", terdapat ruang yang berisi perkembangan media tulis di Indonesia. Seperti media tulis bambu, kayu alim, daun lontar, gebang, dluwang daluwang, kertas eropa dan kerta China.

Pada selasar, dipamerkan naskah Nusantara asli yang diletakkan dalan kotak kaca. Tampak Nagarakretagama karya Empu Prapanca, Babad Diponegoro ditulis oleh Pangeran Diponegoro. Kedua naskah ini masuk daftar warisan budaya dunia UNESCO. Lebih lengkapnya lagi, anda musti mengunjungi langsung Perpusnas. Biar seru, ajak anak atau adik atau saudara yang masih di bangku SD, sekalian menumbuhkan minat baca pada anak. Keluar dari pintu belakang museum, pengunjung langsung masuk ke Pelataran gedung baru Perpusnas.

selfie di Loby Perpusnas-dokpri
selfie di Loby Perpusnas-dokpri
Saat memasuki lobi utama, sungguh saya dan anak dibuat takjub. Pada bagian tengah lobi, berdiri rak buku menjulang dengan buku-buku tebal tertata rapi. Berjajar pula lukisan Presiden RI, mulai Presiden pertama hingga presiden ketujuh. Di depan foto setiap Presiden, terdapat meja kaca berisi koleksi buku tentang sosok setiap Presiden. Setiap sudut di lobi Perpusnas, sangat bagus dijadikan spot untuk swafoto. Sungguh, persepsi saya sebelumnya tentang Perpusnas, langsung berubah seketika.

Naik lantai dua (bisa lewat lift atau escalator), terdapat ruang layanan keanggotaan Perpustakaan. Pendaftaran dilakukan secara online---disediakan belasan komputer--, pengunjung mengisi data sendiri, selanjutnya antre mencetak kartu keanggotaan. Pada lantai dua juga, terdapat loker untuk menitipkan barang ransel. Bagi yang membawa barang berharga, akan dipinjami tas plastik tebal warna bening.

Saya sendiri ikut membuat kartu anggota Perpusnas, butuh waktu sekitar setengah jam antre. Masa berlaku keanggotaan cukup panjang, yaitu selama sepuluh tahun.

Layanan Keanggotaan Perpusnas-dokpri
Layanan Keanggotaan Perpusnas-dokpri
Daftar lengkap peruntukan setiap lantai di gedung baru Perpustakaan Nasional
Daftar lengkap peruntukan setiap lantai di gedung baru Perpustakaan Nasional
Sesuai tujuan kedatangan ke Perpusnas, untuk meluluskan permintaan gadis kecil saya. Setelah beres dengan pendaftaran, segera naik dengan lift ke lantai 7. Lantai yang terdapat koleksi buku anak-anak. Pada lantai yang sama, terdapat ruangan untuk lansia dan disabilitas.

Begitu keluar dari lift di lantai tujuh, tinggal belok kiri sedikit langsung masuk pintu kaca. Persis di depan pintu, terdapat rak sepatu untuk menyimpan alas kaki pengunjung.

Sungguh, ruangan baca yang menarik minat anak-anak. Ruangan didesign ramah anak, dengan lantai bak sebuah puzzle terbuat dari karpet empuk aneka warna. Meja, rak buku dan kursi, didesign dengan bentuk lucu. Tiang bulat dan lebar serta dinding, dipenuhi gambar cerita anak.

Lantai 7 Perpusnas-dokpri
Lantai 7 Perpusnas-dokpri
lantai 7 perpusnas- dokpri
lantai 7 perpusnas- dokpri
khusyu membaca -dokpri
khusyu membaca -dokpri
Koleksi buku  anak-anak, sangat beragam pilihan, bebas mau membaca buku yang disukai. Sepanjang di Perpusnas, anak saya membaca (total) lima buku cerita. Bukunya sih tebal, tapi tulisan dan gambarnya besar-besar, jadi lima menit juga selesai dibaca,--hehehe.

Kantin Perpusnas-dokpri
Kantin Perpusnas-dokpri
dari lantai 6 Perpusnas -dokpri
dari lantai 6 Perpusnas -dokpri
Lima buku tidak dibaca berurutan, kami sempat break untuk sholat duhur di lantai enam, kemudian makan siang di kantin yang ada di lantai empat.

Sekitar jam setengah tiga, baru kami beranjak pulang, supaya tidak kesorean sampai rumah. Pulang menggunakan bus TJ, kami jalan sedikit sampai Halte Bank Indonesia. Transit di Shelter Halte Central Harmoni, kemudian transit ke TJ rute Lebak Bulus.

"Ayah, kalau liburan adek mau ke Perpustakaan lagi" ujar gadis kecil ini.

Perpusnas buka: Senin - Jumat 08.30- 16.00 WIB, Sabtu : 09.00 - 16.00 WIB. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun