Ketika mendengar kata "[erpustakaan" yang terlintas dalam benak saya adalah tempat dengan suasana hening. Meja dan kursi berjajar rapi, setiap orang asyik dengan buku di tangannya. Dan memang situasi itulah yang saya temui dihampir setiap perpustakaan yang pernah saya datangi.
Meski hobi baca, saya termasuk orang yang kurang bisa bertahan lama saat berada di perpustakaan. Paling lama satu jam, baca buku ini dan itu setelahnya kaki ingin segera beranjak keluar. Suasana senyap di perpustakaan, membuat rasa  kantuk menjadi lekas datang.
Saya lebih suka, membaca di taman atau di ruang terbuka lainnya. Atau sekalian ke toko buku, membaca sembari mendengarkan alunan musik. Suasana baca di toko buku, membuat saya betah berlama-lama, terbawa dengan suasana yang menyenangkan.
-0o0-
Selama ini, saya sebatas membaca dan mendengar tentang Perpustakaan Nasional yang kini menempati gedung baru. Gedung Perpustakaan Nasional kini memiliki 24 lantai dan berlokasi di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Pada saat pembukaan Perpusnas, teman-teman blogger juga datang meliput.
Maka ketika anak  bungsu saya yang hobi baca sedang libur sekolah, terbetik ide mengajaknya ke Perpustakaan Nasional. Seperti sudah bisa ditebak, sambutan antusias saya dapatkan darinya ketika mengutarakan keinginan itu. Gadis mungil saya bahkan menghitung hari dan tak sabar menanti jelang kepergian ke Perpusnas.
Dari rumah kami di Tangsel, kami naik bus TransJakarta (TJ). Terdapat dua jurusan TJ (Ciputat- Tosari dan Ciputat- Kampung Rambutan), dua-duanya bisa dinaiki. Hanya dengan tiket seharga tiga ribu lima ratus per orang, bisa menempuh jarak Tangsel sampai daerah Monas, termasuk murah bukan.
Naik  TransJakarta rute Ciputat-Tosari bisa jadi pilihan, meski biasanya sarat penumpang dankecil kemungkinan dapat kursi.  Setelah sampai shelter terakhir (Tosari) transit TransJakarta rute Monas, kemudian transit di shelter Monas naik rute Pulo Gadung dan turun di shelter Balai Kota. Dari shelter Balai Kota, kita tinggal menyeberang ke Perpustakaan Nasional.
Saya memilih naik TransJakarta rute Harmoni, anak dapat tempat duduk yang nyaman. Kalau saya sih berdiri tidak masalah, bisa sambil jaga si kecil disamping kursi. Perjalanan menempuh waktu sekitar satu jam, bus TransJakarta juga bersih dan berpendingin, ada beberapa bus memperdengarkan siaran radio. Hal ini sangat menghibur, membantu mengusir rasa lelah dan penat para penumpang.
Sampai di shelter Balai Kota, kami berjalan ke tempat penyeberangan jalan (zebra cross). Ada lampu untuk membantu penyeberang, tinggal pencet akan muncul timer selama lima belas dalam hitungan mundur.  Dari kejauhan, penampakkan gedung Perpusnas sangat jelas. Membuat saya dan anak tak sabar, melihat apa saja ada di Perpusnas.
Saya dan anak, sempat masuk ke "Ruang Aksara," di dalamnya terdapat gambar peta Indonesia yang ditampilkan secara digital. Â Kalau mau menyimak lebih dalam terdengar suara yang mengisahkan kronologis rakyat Indonesia mengenal huruf.
Pada selasar, dipamerkan naskah Nusantara asli yang diletakkan dalan kotak kaca. Tampak Nagarakretagama karya Empu Prapanca, Babad Diponegoro ditulis oleh Pangeran Diponegoro. Kedua naskah ini masuk daftar warisan budaya dunia UNESCO. Lebih lengkapnya lagi, anda musti mengunjungi langsung Perpusnas. Biar seru, ajak anak atau adik atau saudara yang masih di bangku SD, sekalian menumbuhkan minat baca pada anak. Keluar dari pintu belakang museum, pengunjung langsung masuk ke Pelataran gedung baru Perpusnas.
Naik lantai dua (bisa lewat lift atau escalator), terdapat ruang layanan keanggotaan Perpustakaan. Pendaftaran dilakukan secara online---disediakan belasan komputer--, pengunjung mengisi data sendiri, selanjutnya antre mencetak kartu keanggotaan. Pada lantai dua juga, terdapat loker untuk menitipkan barang ransel. Bagi yang membawa barang berharga, akan dipinjami tas plastik tebal warna bening.
Saya sendiri ikut membuat kartu anggota Perpusnas, butuh waktu sekitar setengah jam antre. Masa berlaku keanggotaan cukup panjang, yaitu selama sepuluh tahun.
Begitu keluar dari lift di lantai tujuh, tinggal belok kiri sedikit langsung masuk pintu kaca. Persis di depan pintu, terdapat rak sepatu untuk menyimpan alas kaki pengunjung.
Sungguh, ruangan baca yang menarik minat anak-anak. Ruangan didesign ramah anak, dengan lantai bak sebuah puzzle terbuat dari karpet empuk aneka warna. Meja, rak buku dan kursi, didesign dengan bentuk lucu. Tiang bulat dan lebar serta dinding, dipenuhi gambar cerita anak.
Sekitar jam setengah tiga, baru kami beranjak pulang, supaya tidak kesorean sampai rumah. Pulang menggunakan bus TJ, kami jalan sedikit sampai Halte Bank Indonesia. Transit di Shelter Halte Central Harmoni, kemudian transit ke TJ rute Lebak Bulus.
"Ayah, kalau liburan adek mau ke Perpustakaan lagi" ujar gadis kecil ini.
Perpusnas buka: Senin - Jumat 08.30- 16.00 WIB, Sabtu : 09.00 - 16.00 WIB.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI