Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ekspresikan Rasa Sayang pada Anak Sesuai Tahapannya

13 Desember 2017   08:14 Diperbarui: 13 Desember 2017   10:39 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membina kedekatan ayah dan anak -dokpri

Saya sendiri sempat kaget,  di depan sekolah saat mengantar anak saya --kelas satu SD. Kala itu, gadis kesayangan, menepis saat hendak saya cium pipinya.

Saya baru menyadari, rupanya anak ini sudah punya rasa malu, dicium ayahnya didepan teman-teman. Untung saya segera tahu diri, cukup mengulurkan tangan, kemudian ujung hidung gadis mungil itu, dipertemukan dengan punggung tangan ayahnya.

-0-

setiap fase anak kebutuhannya berbeda- dokpri
setiap fase anak kebutuhannya berbeda- dokpri
Keesokkan hari, ibu yang membela anak di rumah makan, berkesah pada istri. Sampai di rumah, gantian anaknya ngomel-ngomel pada ibunya.

Anak usia duabelas tahun ini, menjelaskan alasan sikap yang terjadi di rumah makan. Penyebab matanya ngembeng, makan ogah-ogahan bahkan tidak habis, justru disebabkan polah ibunya.

Pembelaan si ibu --padahal tujuannya baik, ternyata tidak pas waktunya. Justru membuat anak ini malu, di hadapan teman-temannya. Dia merasa, pesanan datang telat itu termasuk hal remeh.

Tidak semestinya, ibu sewot dan membelanya. Rasa gengsi sebagai lelaki, sepertinya terusik dengan sikap pembelaan si ibu di depan teman-teman sekelas. Anak berkulit hitam manis ini, protes dan tidak mau terlihat cemen.

Ayah dan bunda, sangat wajar kita mencintai dan menyayangi anak-anak. Tapi kalau porsinya tidak pas, justru dampaknya akan tidak baik.

So, menjadi orang tua, memang seperti sekolah, tapi tidak tahu kapan selesainya. Yuk, sama- sama belajar, menjadi orang tua yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun