Sampai saya tulis artikel ini, cara mengatur waktu lumayan manjur. Saya nyaris tidak pernah telat-kecuali force majour- , ketika menghadiri sebuah acara.
"kenapa gak jalan jam 9 saja"
"Kita berangkat, barengan dengan jam kantor, pasti macet deh"
Buku --biasanya novel-, sebagai barang tak lupa saya bawa di dalam tas. Kemacetan, bisa menjadi alasan untuk menyalurkan hobi membaca. Di tengah lalu lintas padat, saya bisa membaca beberapa bab. Hal serupa belum tentu terjadi, kalau kondisi jalanan sedang lancar.
Bahkan pernah kejadian, stock buku belum dibaca sampai habis. Akhirnya, saya membaca ulang buku lama. Ada satu novel karya Umar Kayam, dibaca ulang sampai empat kali.
-Bukan berarti, saya lebih suka macet ya. Membaca, bisa menjadi alternatif, mengisi waktu di tengah kemacetan-
Kemacetan Menjadi Cara Efektif Berhemat
Dulu saat naik motor, sekali isi pertamax sekitar Rp. 20.000,- per hari. Efek menyetir motor sendiri, badan lebih capek terutama pada saat macet --belum lagi stressnya, seperti di awal artikel.
Bandingkan, dengan budjet dikeluarkan, saat masih menyetir motor sendiri. Dengan ride sharing, bisa menghemat sampai Rp. 15.000,-