Sebagian orang tua yang tak sabaran, bisa saja langsung mengambil jurus andalan yaitu marah. Kemarahan bisa berupa membentak atau hukuman fisik entah cubitan, dijewer atau perlakuan sedikit kasar misalnya didorong.
"Tidak ada dampak postif dari sebuah hukuman untuk alasan apapun" Tegas Bunda Mini
Hukuman biasanya berasal dari satu pihak (yaitu orang tua), maka sudut pandangnya juga satu arah.
Orang tua sebagai pihak penghukum, kemudian anak sebagai obyek atau menjadi terhukum. Sebuah hukuman membekas di benak, sulit dilupakan anak seumur hidup.
-Pada point ini saya sangat sepakat, saya masih ingat kemarahan ayah waktu saya masih di bangku sekolah dasar-
Sebaiknya bagimana sikap orang tua?
Buat kesepakatan berdua dengan anak, tentang apa yang boleh dan tidak boleh sebelum pergi atau datang ke sebuah acara. Jangan lupa sertakan konsekwensi, apabila terjadi pelanggaran kesepakatan -- konsekwensi untuk dua pihak yang bersepakat.
Konsekwensi adalah akibat yang terjadi, apabila sebuah kesepakatan dari dua belah pihak terlanggar. Pada konsekwensi terdapat komunikasi diawal, sehingga masing masing dengan kesadaran penuh menjalankan kesepakatan.
-0o0-
Sementara bagi anak yang terkena konsekwensi, berusaha tidak mengulangi kesalahan atas  kesadarannya sendiri. Logikanya akan berjalan, bahwa ada konsekwensi atas setiap sikap yang diambil.