Tongkat estafet itu kni telah berpindah tangan, Â generasi seangkatan saya tengah menjalani peran sebagai orang tua. Liku-liku yang dulu dialami ayah dan ibu saya, mulailah pahit dan getirnya dirasakan sendiri.
Orang tua adalah figur yang sangat penting, menjadi sosok panutan/ role model untuk anak-anaknya. Jangan sampai peran sebagai ayah atau ibu disepelekan, karena dampaknya akan terjadi seumur hidup. Jangan sampai memori anak-anak dinodai, melalui sikap temperamen dan kecerobohan yang ditunjukkan orang tua dihadapan mereka.
Seperti halnya ayah saya dahulu lakukan, sebagai ayah tentu ingin saya tanamkan hal-hal baik di hadapan anak-anak. Mulai dari hal yang paling aktual dan keseharian, Â sebagai muslim menjaga sholat genap lima waktu. Menghargai dan memberi sikap terbaik pada ibu mereka, berbakti pada orang tua yang notabene kakek dan nenek mereka serta perilaku keseharian di rumah.
Sikap-sikap mendasar inilah, niscaya menjadi pondasi bagi sikap kehidupan yang lebih luas. Cara menasehatkan semua perilaku terbilang sederhana, Â cukuplah ayah dan atau ibu mencontohkan sendiri dengan perbuatan yang dinasehatkan.
Misalnya, mumpung bulan puasa ayah HARUS (capslock) puasa juga dong. Kalau ayah gak mau berpuasa, bagaimana bisa menasehati si anak menjalankan ibadah puasa. Cara meminta anak berlaku sopan santun, ayah cukup mencontohkan dengan sikap lembut dan perhatian anak-anak dan istri di rumah.
Percayalah, keteladanan adalah nasehat terbaik. Keteladanan adalah pembuktian sikap, tanpa merangkai kalimat panjang dan berbusa-busa. Justru keteladanan akan tertanam di benak anak-anak, sanggup bersemayam hingga anak beranjak dewasa kelak. –salam-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H