Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keteladanan adalah Nasehat Terbaik

7 Juni 2017   03:24 Diperbarui: 8 Juni 2017   07:13 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ayah dan anak -dokpri

Tongkat estafet itu kni telah berpindah tangan,  generasi seangkatan saya tengah menjalani peran sebagai orang tua. Liku-liku yang dulu dialami ayah dan ibu saya, mulailah pahit dan getirnya dirasakan sendiri.

Orang tua adalah figur yang sangat penting, menjadi sosok panutan/ role model untuk anak-anaknya. Jangan sampai peran sebagai ayah atau ibu disepelekan, karena dampaknya akan terjadi seumur hidup. Jangan sampai memori anak-anak dinodai, melalui sikap temperamen dan kecerobohan yang ditunjukkan orang tua dihadapan mereka.

Seperti halnya ayah saya dahulu lakukan, sebagai ayah tentu ingin saya tanamkan hal-hal baik di hadapan anak-anak. Mulai dari hal yang paling aktual dan keseharian,  sebagai muslim menjaga sholat genap lima waktu. Menghargai dan memberi sikap terbaik pada ibu mereka, berbakti pada orang tua yang notabene kakek dan nenek mereka serta perilaku keseharian di rumah.

Sikap-sikap mendasar inilah, niscaya menjadi pondasi bagi sikap kehidupan yang lebih luas. Cara menasehatkan semua perilaku terbilang sederhana,  cukuplah ayah dan atau ibu mencontohkan sendiri dengan perbuatan yang dinasehatkan.

Misalnya, mumpung bulan puasa ayah HARUS (capslock) puasa juga dong. Kalau ayah gak mau berpuasa, bagaimana bisa menasehati si anak menjalankan ibadah puasa. Cara meminta anak berlaku sopan santun, ayah cukup mencontohkan dengan sikap lembut dan perhatian anak-anak dan istri di rumah.

Percayalah, keteladanan adalah nasehat terbaik. Keteladanan adalah pembuktian sikap, tanpa merangkai kalimat panjang dan berbusa-busa. Justru keteladanan akan tertanam di benak anak-anak, sanggup bersemayam hingga anak beranjak dewasa kelak. –salam-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun