Tak berlebihan jika pada Festival Film Indonesia 2016, dinobatkan sebagai peraih “Lifetime Achievement”. Pengabdiannya di dunia film Indonesia tak terbantahkan, namanya bergaung bahkan sampai kancah Internasional.
Anda pasti ingat dengan reputasinya di dunia film, nama Suzana tak bisa dilepaskan dengan film bergenre Horor. Setiap memerankan karakter hantu, aura mistis seolah sampai di benak penonton.
Saya dulu waktu masih kecil, kalau mendengar film dibintangi Suzana maunya nonton rame rame. Tidak lupa membawa sarung, kalau ada adegan menakutkan langsung sarung menutupi muka. Rasa takut biasanya bertahan beberapa hari, wajah suzana terbayang apalagi saat hari mulai gelap.
Konon dalam keseharian, Suzana menjalankan ritual makan bunga melati. Pernah dalam sebuah tayangan televisi, kediaman Suzana tertutup sangat rapat dari tetangga kanan kirinya. Sampai akhir hayatnya, seperti menyimpan teka teki di tengah masyarakat.
Bagaimana kalau Widyawati atau Nani Widjaya?
Identik dengan peran keibuan serta bijaksana, sangat jarang mereka mendapat peran antagonis.
Mungkin Nani Widjaya pernah berperan sebagai “mak”, di serial komedi televisi Bajaj Bajuri. Perannya yang menyebalkan, sebagai bukti kualitas dan totalisnya berakting. Namun setelah serial itu selesai, Nani Widjaya kembali pada track nya sebagai tokoh bijak dan penyayang.
Sementara untuk nama Widyawati, sejak awal kemunculan di era 70-an selalu konsisten dengan peran protagonis. Wajahnya yang lembut dan anggun, tak cocok berperan jahat atau antagoni.
Menjadi bintang film genre apapun, adalah pilihan hidup yang dijalani para bintang tersebut. Wajah dan nama mereka menghiasi dunia perfilman Indonesia, tentu dengan konsekwensi yang ditanggung.