Lapar Perut
Anda kalau sedang lapar berat, biasanya mendengar suara ‘kriuk-kriuk’ di perut. Nah signal inilah, rasa lapar yang sejati dan harus dituruti. Rasa lapar yang berasal dari perut, penanda saatnya perut minta diisi. Kalau dibiarkan justru tidak bagus, malah terjadi hal yang mustahal #eh –hehehe.
Bagi Kompasianer yang sedang diet, sebaiknya hanya berpatokan pada lapar perut. Abaikan rasa lapar lainnya, sebagai muasal atau pemicu gagal mengusir lemak. Pola makan yang diterapkan, sebaiknya makan sedikit atau secukupnya saja tapi sering.
Maksudnya begini, kalau perut sedang lapar makan secukupnya sampai bunyi ‘kriuk’ itu hilang. Nah selang satu jam kalau bunyi kriuk lagi, boleh makan lagi tapi dengan porsi yang kecil saja.
-Pada point makan sedikit, dan berhenti setelah signal lapar hilang, benak ini teringat dengan Rasulullah SAW. Manusia sempurna ini menerapkan, makan setelah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang—subhanallah.  Sebuah riwayat menjelaskan, perawakan Nabi Muhammad SAW begitu ideal. Antara tinggi dan berat seimbang, kemudian diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai.-
Kalau saya pribadi pernah praktek, dengan menyediakan buah jambu. Kenapa jambu, selain kaya serat bisa menunda rasa lapar (ganjel perut). Saya sengaja mengganti makanan, dengan memperbanyak konsumsi (baca ngemil) buah. Kandungan buah menguntungkan tubuh, semua zat berasal dari alam.
Saat ini buah sangat mudah dibeli, penjual buah ada di pinggir jalan, pasar tradisonal dan modern, sampai minimarket khusus buah. Sebagai konsumen musti pintar, membeli buah lokal dan terdapat tanda buah masak dengan baik.
Sekarang saatnya menguatkan motivasi, hanya makan saat signal perut lapar bersuara. Abaikan signal lapar dari sumber lainnya, sehingga tidak merusak program penurunan berat badan yang sedang dijalankan. –salam sehat-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H