Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenali Sinyal Lapar Agar Diet Berhasil

9 April 2017   20:24 Diperbarui: 10 April 2017   14:30 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soup buah dengan warna syrup merah, berpadu kuning kehijauan potongan alpukat. Terdapat warna putih dari daging kelapa muda, bulat bulat merah kekuningan dari buah pepaya. Masih juga dicampur potongan buah naga, buah lychee, dan lain-lainnya.

Niat semula cuma lewat doang, gara gara bola mata terkesima warna warni soup buah langsung pengin beli. Semantara di rumah sudah ada makanan lain, belum juga dimakan habis.

Nah ini yang disebut lapar mata, atau rasa lapar yang diakibatkan dari indera mata/ penglihatan. Sebenarnya kalaupun bersikeras tidak membeli, tidak masalah karena perut belum minta jatah diisi.

Lapar Hidung

Seperti namanya, lapar hidung muncul bermula dari indera penciuman. Seperti saat  melintas di arena food court, langsung “Seeeng” mengendus aroma harum makanan tertentu. Entah aroma bumbu dari nasi goreng, bihun goreng, martabak telur, atau aroma makanan lainnya.

Langkah yang terburu-buru sontak berhenti, kemudian berbelok mencari sumber bau menggoda. Lambung yang sudah diisi makananpun, ‘dipaksa’  menampung kembali asupan baru.

Padahal kalaupun tidak lapar hidung, tidak makan juga tidak masalah lho. Karena memang perut tidak sedang lapar, lambung juga sudah diisi dengan makanan lain sebelumnya.

Lapar Lidah

Kalau sedang ada acara kuliner, sering dong ditawarin tester makanan tertentu. Siapa sih yang tega menolak, sampling makanan unik gratis lagi. Maka tangan ini mencomot, sepotong dua potong makanan tester tersebut.

Karena lidah merasakan taste enak, alhasil membeli satu dua porsi untuk dikonsumsi. Kalau memang belum makan/ lapar sih ga masalah, asal tidak dilanjutkan sesi makan berkutnya.

Perut. Tapi kalau sudah makan kemudian makan lagi, hal ini sudah masuk kategori lapar lidah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun