Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Catatan Seorang Ayah Tentang Ayahnya

17 Januari 2017   03:34 Diperbarui: 17 Januari 2017   12:07 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah dan anak, berdiri di trotoar menunggu angkutan umum. Siang terik di hari minggu, ayah usai menunaikan janji pada bungsunya. Mengajak pergi ke kolam renang di kota, setelah kenaikan raport diterima dengan nilai memuaskan.

"Ayah,...emm aku haus" rengeknya ragu

"ditahan dulu, biar sampai rumah"

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, ada tukang es cendol sedang mangkal. Warna dawet yang hijau muda, di atasnya ada lumeran warna cokelat  dari gula kelapa cair, ditimpa putih kental santan kelapa, semakin sempurna dengan bongkahan es batu bertumpuk menyentuh bibir gelas.

Anak kecil mana tidak ngeces dan tidak menelan ludah, melihat tampilan es dawet begitu menggugah selera. Namun keberanian mendadak lenyap, setelah penolakan ayahnya. Untuk segelas minuman segar impian, tidak setiap waktu bisa diteguknya. Maklum saja, di kampungnya tak ada penjual es lezat seperti dilihat sekarang.

Lelaki  kecil berusaha menahan keinginan, menikmati segelas es dawet. Sesekali dari sudut mata melirik, penjual sibuk melayani pembeli. Setiap memadupadankan bahan es dalam gelas, lubang tenggorokan rasanya semakin kering saja.

Hampir setengah jam menunggu, beberapa angkutan lewat tapi beda jurusan. Ayah dan anak belum juga beranjak, dari trotoar tempat berdiri tak jauh dari kolam renang. Semakin lama bertahan di tempat yang sama, semakin menyiksa batin lelaki kecil,

Saling membisu, hanya suara bising kendaraan menguasai. Tak ada sepatahpun percakapan mencairkan suasana, karena memang tak biasa ayah dan anak bercakap cakap.

"Kamu pengin es dawet"si ayah paham kemauan si anak

Dalam diamnya, ternyata ayah berpikir keras. Bisa jadi berhitung, apakah uang di dompet cukup. Selain sudah dialokasikan untuk membeli ticket kolam renang, dipastikan ada uang membayar angkutan untuk pulang.

"emmmm..." kepala kecil itu ragu namun tetap menggangguk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun