Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Ayah Hebat untuk Anak Hebat

6 Januari 2017   08:39 Diperbarui: 6 Januari 2017   10:08 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berselang waktu sang anak protes saat dirumah, dengan bijak sang ayah menanggapi

"Lha kamu itu siapa? Bapak sedang pakai mobil dinas, Nak. Nggak mungkin Bapak pakai untuk urusan pribadi" jelas sang Bapak tegas dan pasti.

Pemuda kecil yang sedang berdialog, kelak menjadi pemain watak dan amat tersohor. Menerima beragam piala untuk beragam perannya sebagai aktor, sejarah mematri namanya sebagai salah satu sutradara emas. Beliau memiliki sikap berseni yang kuat, karena sekuat keteladanan ayahnya.

--0o0--

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
Sebagai ayah pembelajar, saya belajar  memberi sikap terbaik pada istri dan anak-anak. Tak canggung mengucap "Iya bunda sayang" di hadapan anak-anak, berharap mereka paham ayahnya belajar bersikap tulus.

Besar pengharapan tercurah bagi anak lelaki, semoga sikap lembut tertanam di benak untuk memperlakukan istrinya kelak.  Sedang bagi anak perempuan, dia mendapatkan gambaran kelak dalam mencari sosok suami panutan.

Sebagai Ayah Saya adalah Ayah Pembelajar !

Berupaya maksimal dalam bekerja, pulang dengan mempersembahkan nafkah tayyib. Pesan alim ulama saya patri dalam sanubari, makanan yang masuk dalam lambung anak dan istri mempengaruhi pembentukan karakter.

Kalau sedang mendapati istri membangkang, atau melihat anak susah diberi masukan dan nasehat. Ayah pembelajar segera introspeksi diri, siapa tahu ada yang tidak benar dalam proses pencarian nafkah.

Jangan segan ayah minta pendapat pada anak, perihal yang mereka rasakan tentang ayahnya. Minta penilaian tentang sikap ayahnya selama ini, apakah menyebalkan atau menyenangkan. Bersedia membuka dialog dua arah, kalau memang ayah salah jangan malu meminta maaf.

Sebagai ayah saya masih jauh dari kata ideal, maka pada proses belajarlah membawa pada pencerahan. Bahwa kalau ingin memiliki anak hebat, mesti menjadikan diri sebagai ayah hebat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun