Tulisan Bisa Menjadi Cahaya
Sudah semestinya, sebuah tulisan  menuntun dari kegelapan menuju cahaya (baca dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan).  Buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" milik Kartini bisa mengabadi, karena menuntun pada pencerahan pembacanya.
Dalam kitab suci Al Qur'an, ayat pertama yang turun adalah Iqro (baca) tapi musti diimbangi dengan qalam (tulis).
"Menulis itu sama dengan membaca sepuluh kali, kita bisa menulis kalau rajin membaca." Tambah Kang Maman.
Pada kesempatan yang sama ada rumus 5 R diuraikan Kang Maman ;
Kalau biasanya kita kenal rumus 5W+ 1H, Menulis juga harus melakukan 5 R
1. Read ;
Tak bisa dipungkuri, membaca adalah pintu segala pengetahuan. Dengan banyak membaca, semakin banyak referensi dipunyai penulis. Akan beda sebuah tulisan, dari seorang yang gemar membaca atau yang tidak suka membaca.
Maka membacalah, agar tulisan memiliki kedalaman dan berwawasan
2. Riset ; Â
Kelemahan penulis Indonesia, adalah pada point kurang read dan riset. Menurut data di Unesco, minat baca di Indonesia adalah 1 dari 1000 orang. Artinya dari seribu penduduk, hanya satu orang yang gemar membaca.