Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sehat itu Menyenangkan dan Perlu Upaya

11 September 2016   06:18 Diperbarui: 13 September 2016   10:07 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Winnie Soendoro Marketing Communication Coca Cola dalam acara Nangkring Kompasiana -dokpri

Sungguh saya bersemangat mendaftar, saat membaca pengumuman di Kompasiana. Acara Nangkring bersama Coca-Cola, apalagi disertai kegiatan Water Zumba. Saya membayangkan aktivitas fisik menyenangkan, membakar banyak kalori penyebab lunturnya lemak. Beruntung email pendaftaran saya berbalas, membuka kesempatan mengikuti zumba water.

Swis- Bellhotel Pondok Indah (25/ agt'16)

Menjelang sore saya dan  teman kompasianers, sampai di pinggir di kolam renang tempat acara. Rasanya tak sabar segera nyemplung, bergerak kesana kemari berzumba water. Saat melewati batas sholat ashar, barulah saat yang ditunggu mulai juga. 

"Yeaayy Zumba Water" Teriak satu teman Kompasianer

Kompasianers berganti pakaian siap basah, siap mengikuti gerakan instruktur dari pelataran kolam. Instruktur Zumba bernama Agus, berada di pelataran kolam memandu sekitar 20 Kompasianers. Saya sendiri cukup antusias, mengikuti gerakkan demi gerakkan dengan sungguh. Pengin rasanya lemak di tubuh segera pergi, setelah senam dalam air selesai dilakukan.

Bergerak di kolam butuh tenaga ekstra lho,

Karena gerakan tubuh tertahan oleh air, tak selepas saat bergerak di udara bebas. Namun hasilnya cukup manjur, otot seluruh tubuh bekerja. Darah rasanya mengalir deras, pada bagian yang panas pertanda kalori sedang terbakar.

Menurut instruktur Agus, Water Zumba ini baik untuk orang yang punya kelainan pada sendi. Karena dilakukan dalam air, kerja sendi pada kaki utamanya tidak terlalu berat. Sebaiknya dilakukan menjelang sore (sebelum pukul 16.00), udara tidak terlalu panas menetralisir suhu air kolam. Atau kalau mau zumba water malam tidak masalah, pastikan air di kolam tidak sedang dingin.

Tapi jangan lupa ya, dianjurkan melakukan pemanasan sebelum zumba water. Aktivitas ini cukup menguras tenaga, kalau otot tidak siap bisa-bisa kaget atau kram/ kaku.

Acara Water Zumba di nangkring Kompasiana bersama Coca - Cola - dokpri
Acara Water Zumba di nangkring Kompasiana bersama Coca - Cola - dokpri
Satu teman blogger saya dapati sakit, sehari setelah ikut acara ini. Saking semangatnya bergerak mengikuti senam, tapi lupa melakukan pemanasan. Saya sendiri kebetulan mulai rutin olah raga, jadi tak terlalu masalah dengan otot.

Semangat saya sebenarnya ada sebabnya, bermula saat mendapati pencerahan beberapa bulan lalu.

-0o0-

Entahlah, ada yang terus terekam di pikiran.

Seumur-umur baru sekali, saya mendatangi klinik khusus menangani masalah obesitas. Itupun tujuan sebenarnya, bukan dalam rangka konsultasi menurunkan berat badan. Saya datang untuk menggali informasi, terkait penulisan artikel tentang cara ideal menurunkan berat badan.

Ternyata yang saya dapati lain, tak sekedar wawancara dengan koordinator klinik.

"Biar tulisannya mendalam, Bapak dipersilakan merasakan sendiri layanan di klinik ini" Ucap koordinator dengan ramah.

Saya diperlakukan layaknya tamu klinik, diminta mengisi formulir berisi data diri. Kemudian menyusul mengisi isian pilihan dengan tablet, tentang riwayat kesehatan diri saya. Deg-degan ini mulai terasa, saya ditimbang dengan alat khusus. Alat ini bisa mengukur, massa otot, berat lemak, usia tulang, termasuk prosentase lemak yang berlebih di tubuh saya. Terlihat dari kertas ukuran struck, yang keluar setelah ada bagian dari alat penimbang dipencet.

Setelah menunggu sebentar, dipersilakan masuk ke ruang dokter. Pada moment ini, saya mulai berpikir mendalam tentang diri sendiri. Konsultasi dengan dokter perlahan merubah mindset, ketika mendapati informasi perihal kondisi tubuh saya.

"Coba ya Pak, di USG untuk mengetahui kemungkinan terjadi pelemakan di hati atau ginjal" ujar dokter yang menangani saya.

"HAH-Pelemakan" Pekik saya dalam hati.

Berkelebat pikiran ini tak menentu, tentang kalimat "pelemakan di hati atau di ginjal". Saya membayangkan lemak warna putih, menempel di organ penting tubuh manusia. Betapa akan sangat menggangu kinerja, sebagai musabab timbulnya aneka penyakit.

Hasil USG cek pelemakan - dokpri
Hasil USG cek pelemakan - dokpri
Sebuah gel di oleskan pada bagian perut agak samping, sesaat berikutnya sebuah alat ditempelkan di atas gel tersebut. Saya tak terlalu asing dengan alat ini, sering melihat saat istri USG di masa kehamilan. Nah kini dengan alat yang sama, sedang diaplikasikan pada diri saya sendiri. Batin ini terus mengucap doa, semoga dua organ penting tersebut baik-baik saja.

Dokter menjelaskan apa yang ada di layar komputer, sebuah gambar bergerak warna hitam putih. Meski rasa gugup tak bisa disembunyikan, saya berusaha mendengarkan penjelasan dengan seksama. Tak sampai sepuluh menit saya berbaring di kasur klinik, dokter segera mencetak hasil USG. Mempersilakan saya bangkit, kemudian kembali ke tempat duduk.

"Kalau dua organ ini warnanya tidak homogen, yang satu lebih putih dari yang lain. Maka yang organ dengan warna lebih putih, diindikasikan terjadi pelemakan" Jelas dokter sesaat setelah duduk sambil menunjukkan hasil print.

Detak Jantung ini mendadak bertambah kencang, tak sabar menunggu kalimat dokter selanjutnya. Rasanya waktu berjalan begitu lambat, tak terasa keringat dingin mulai menyembul

"Nah, hasil USG ini menunjukkan. Hati dan ginjal berwarna homogen, artinya tidak terjadi pelemakan" kalimat satu ini  menyejukkan ibarat air di tengah sahara

"Alhamdulillah" sahut saya sembari bernafas lega

Setelah keluar dari klinik, sungguh menghunjam satu semangat baru. Mumpung masih sehat, saya musti mempertahankan sebaik-baiknya. Sejak saat itu saya banting stir, merubah pola makan dan atau gaya hidup seperti saran dokter dan ahli nutrisi di klinik tersebut. Khusus tulisan di artikel ini, saya ingin mengulas sesuai tema yaitu bergerak.

Aktif Bergerak

Saya dulu paling malas berolah raga, menganggap sama saja dengan aktivitas keseharian. Pandangan saya tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Menurut dokter klinik obesitas, aktivitas keseharian belum bisa dikategorikan murni olah raga.

Alasannya untuk aktifitas sehari -hari, gerakkan relatif monoton/ kurang variatif dampaknya tentu kurang maksimal. Untuk membakar lemak di daerah tertentu, diperlukan gerakan-gerakan khusus. Misalnya mengusir lemak di perut, tak bisa sekedar gerakan saat nyapu lantai atau ngepel.

Saya ingin bertransformasi !

Lewat waktu subuh ketika udara masih segar, saya berjalan cepat di seputaran tempat tinggal. Jangan jalan santai atau lambat ya, karena hasilnya kurang terlihat. Saya ambil posisi berjalan bak atlet jalan cepat, menggunakan tumit sebagai tumpuan.

Silakan coba deh, kompasianers akan merasakan dampaknya. Lazimnya keringat akan keluar, beberapa bagian tubuh akan terasa seperti terjadi pembakaran lemak. Saat kalori sedang banyak keluar, saya minum air putih hangat ( kalau ada jeruk tanpa gula ditambah sedikit air hangat).

Setelah istirahat sebentar, biasanya berlanjut pada  gerakan sederhana seperti push up, sit up dan senam di teras rumah. Tak butuh waktu lama, biasanya tak sampai tigapuluh menit.

O'ya, demi memperbanyak jalan saya pasang strategi.

Kalau ada keperluan membeli kebutuhan di toko gang sebelah, saya memilih berjalan kaki cepat. Pun rute yang saya ambil  bukan jalan terdekat,  sengaja belok dulu ke gang lainnya. Hal sama saya terapkan, saat menghadiri undangan untuk acara blogger. Kalau lokasinya memungkinkan, saya memilih  naik kendaraan umum.

Naik TransJakarta saat beraktivitas - dokpri
Naik TransJakarta saat beraktivitas - dokpri
Kalau sudah di bus Trans Jakarta atau Commuter Line, saya lebih memilih berdiri dibanding duduk. Masih menurut dokter klinik, posisi berdiri melatih otot perut lebih kencang dan terbentuk.

Perilaku Sedentary

Apa itu ?

Adalah segala aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, melibatkan posisi duduk atau berbaring. Jumlah energi  yang dikeluarkan sangat sedikit, berada di atas aktivitas tidur tapi dibawah aktivitas fisik diluar tidur.

Misalnya ;

Menonton teve sambil duduk,  Mengetik sambil duduk, sibuk dengan smartphone sambil duduk, Menunggu kereta sambil duduk, Membaca sambil rebahan/ tengkurap dan seterusnya (silakan dilanjutkan sendiri).

Kalau saja dalam sehari, sekitar 9 - 10 jam waktu habis untuk perilaku sedentary. Bayangkan kawan's, betapa akan sangat kurang gerak.

Maka tak heran ada kasus, orang sudah berolah raga tapi berat badan stagnan. Bisa jadi waktu untuk perilaku sedentary lebih lama, dibanding waktu untuk bergerak/ olah raga.

Yuk kurangi waktu duduk/ berbaring!

Duduk terlalu lama, menyebabkan penurunan penggunaan otot tubuh.  Sehingga menyebabkan kualitas kesehatan turun, jumlah hari sakit meningkat. Saat mengambil posisi berdiri,  otomatis ada gerakan upaya mempertahakan posisi tubuh. (kondisi ini bagus)

Coba saja anda rubah kebiasaan :

- Interupsi atau bangkit berdiri 2-3 menit setelah duduk 2-3 jam

- Mengurangi aktivitas sedentary  seperti nonton tv sambi berdiri/ bergerak tidak duduk

- Mengurangi durasi waktu duduk. Misal mengetik dengan berdiri, apapun kegiatan yang biasa sambil duduk terlalu lama sebaiknya dibuat variasi,

- Memilih naik tangga dibanding lift.

- Untuk sekedar ambil minum atau membeli makanan saat di kantor, sebaiknya lakukan sendiri (jangan suruh OB).  

-0o0-

Coca- Cola sedang menggalakkan Program Indonesia Segar (SEhat dan buGAR), kegiatan ini merupakan wujud dari program CSR ( Corporate Social Responsibility)

Winnie Soendaroe, selaku Communication Manager Coca cola Indonesia,  memaparkan program Indonesia Segar saat acara Nangkring Kompasiana.

"Bergerak tidak harus olah raga dengan alat khusus, jalan selama 30 menit sehari adalah bergerak dan sangat bagus. Berjalan kaki, tidak perlu sepatu khusus atau kaos khusus" Jelas Winnie.

Era modern dengan kemajuan teknologi, memungkinkan manusia masa kini sedikit gerak. Gadget menawarkan kemudahan,  memangkas semua yang ribet dan membutuhkan tenaga.

Ibu Winnie Soendoro Marketing Communication Coca Cola dalam acara Nangkring Kompasiana -dokpri
Ibu Winnie Soendoro Marketing Communication Coca Cola dalam acara Nangkring Kompasiana -dokpri
Bayangkan kawan's

Anak-anak dulu bermain gerobak sodor, benteng, main karet, petak umpet. Tentu mengerahkan energi, mengasah insting agar pukulan tepat sasaran. Anak-anak sekarang, berjam-jam betah duduk di kursi sembari focus pada gadget.

Belum lagi kaum ayah dan ibu (saya termasuk juga sih -hehe ), dimudahkan berbelanja lewat onlineshop. Kalau sedang malas pergi ke restorant tertentu, bisa memanfaatkan delivey service. Saat mau pergi ke satu tempat, order ojek via aplikasi di smartphone. Kalau mau saya teruskan ga selesai-selesai, silakan anda lanjutkan sendiri (hehe)

Nah,  Program Indonesia Segar dari  Coca Cola !

Mengajak masyarakat aktif bergerak, sekali lagi tanpa perlu biaya atau alat khusus. Selama kegiatan bergerak dilakukan dengan senang hati, maka tidak lagi dianggap sebagai beban.

Program indonesia segar, memberi fasilitas baik taman atau lokasi terbuka untuk masyarakat bergerak.

Tahukah Kompasianers ?

Pada sabtu 27 Agustus 2016 lalu, ada launching Lapangan Olah raga lho. Coca-Cola  bekerjasama dengan Pemprov DKI jakarta, menyulap lapangan di Monas.

Flyer Launching Lapangan Olahraga Monas -dokpri
Flyer Launching Lapangan Olahraga Monas -dokpri
Lahan Monas total seluas 80 hektare, adalah tempat kedua terbesar di Jakarta setelah Ragunan. Bagian Plaza Timur dulunya lapangan Ikada (menghadap Gambir), terdapat enam lapangan olah raga (4 lapangan futsal, 1 lapangan voli dan 1 lapangan basket). Kini sudah direnovasi,  dengan pengecatan ulang, didesign lebih cantik dan dikasih lampu penerangan. Langkah ini untuk merubah image, agar  lapangan Monas lebih aman dan nyaman bagi pengunjung.

Program ini diawali baru di Jakarta, segera menyusul  kota Bandung, Bogor dan Batam. Langkah ini tentu butuh dukungan masyarakat, akan lebih mudah apabila dibantu komunitas menyuarakan.  (Seperti dulu kegiatan Car free day, gerakan yang lahir dan dimulai dari ide masyarakat).

Kalau tanpa fasilitas saja, kita bisa mulai aktif bergerak melalui jalan cepat. Apalagi kalau disediakan fasilitas berupa lapangan, pasti lebih giat dan semangat bergerak.

Namun semua perlu ketekunan, dilakukan sedikit demi sedikit secara konsisten. Karena bagaimanapun tak ada yang instan, termasuk untuk mendapat tubuh yang sehat dan segar.

Jadi, Sehat itu Menyenangkan dan tidak Instan ! - salam-

Artikel dishare juga di FB ; Agung Han dan twitter @agunghan_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun