"ide-ide perbaikan dalam kaizen mungkin saja bukan ide besar yang dapat merubah keadaan secara drastis. Banyak ide kecil, ide sederhana yang dgulirkan secara terus menerus akhirnya dapat membawa perubahan besar. Proses dan semangat kaizen yang terus menerus ini pada jangka panjang membuahkan banyak sekali perbaikan"Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT. TMMIN
Membaca kalimat diatas, saya jadi ingat sebuah kisah inspiratif. Sang ayah mengajari anaknya, untuk belajar merapikan selimut usai bangun tidur. Kemudian setelah seminggu berlalu, sang ayah melihat anaknya sudah pandai melipat selimut dengan baik. Kemudian diajari merapikan sprei dan bantal, setiap kali selesai melipat selimut.
Akirnya bisa dibayangkan, dalam beberapa waktu kemudian si anak cekatan merapikan tempat tidur. Tentu hal ini dilanjutkan ayah baik hati, mengajari anaknya menyapu lantai, membenahi tanaman dan sebagainya. Perubahan harus dilakukan dari yang kecil secara bertahap, sampai si pelaku tanpa sadar melakukan perubahan.
Perubahan tiada henti secara konsisten, adalah kunci Toyota Indonesia memberikan kontribusi bagi perkembangan industri otomatif di Indonesia. Kunci yang menjadi Toyota bisa besar adalah QCC atau Quality control Circel.
QCC adalah semangat, yang didukung dan diaplikasikan Toyota. Semangat untuk terus berubah, dimulai dari perubahan hal kecil namun secara kontinyu. Buku Perubahan Tiada Henti, berisi bagaiamana  25 tahun Toyota Indonesia membangun QCC. Selain itu juga bagaimana Toyota, membangun SDM Indonesia melalui Kaizennya.
Apa itu Kaizen ?
 Adalah suatu sistem perbaikan terus menerus pada kualitas, teknologi, proses, budaya perusahaan, produktifitas, keselamatan dan kepemimpinan.
Kaizen dilakukan dengan menggunakan perangkat kendali mutu yang dikenal dengan QCC dengan menggunakan 8 steps dan tools perubahan kecil yang dilakukan terus menerus.
Perubahan sederhana dan dalam keseharian di kantor Toyota, contohnya adalah kebiasaan di toilet wanita. Biasanya perempuan menekan flus (untuk menyentor toilet) dua kali, konon kurang PD hanya sekali tekan. Hal ini langsung dirubah, mengingat sekali tekan flus toilet sudah bersih.

Setelah kebisaan sekali tekan diterapkan dengan konsisten, hasil nyata langsung terlihat. Terutama dari angka meteran air, ternyata sangat berdampak dari sisi penghematan. Berkat merubah kebiasaan tekan flus 2 kali menjadi sekali, mampu menghemat 12 juta per bulan (Luar Biasa Kan).
Ini  terlihat hal sepele lo kawan's,
Tapi kalau diterapkan pada kebiasaan lain dan lainnya lagi, bisa  dibayangkan bagaimana perubahan yang hendak terjadi.
Toyota sendiri pasti punya SOP, namun tak menutup kreatifitas dari semua member (karyawan). Tapi kreatifitas tidak boleh melenceng, jangan sampai bergeser dari kittah.
QCC tidak hanya untuk perusahaan di bidang manufaktur saja, tapi bisa untuk perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Â Pun QCC tidak hanya berfocus pada karyawan, tapi bisa diterapkan pada anak sekolah dan masyarakat agar memetik keuntungan.
Pernah QCC diterapkan pada sebuah Sekolah, yang kebetulan murid kerap kehilangan alat tulis. Setiap alat tulis diberi stiker nama, dan disediakan tempat khusus meletakkan. Nyatanya perubahan langsung terjadi, tingkat kehilangan alat tulis di sekolah bisa ditekan seminimal mungkin.
Menjaga mutu adalah tanggung jawab semua karyawan Toyota, dimulai dari membangun kesadaran dan tanggung jawab bersama. Dengan membangun sumber daya manusia terlebih dahulu, agar memiliki semangat untuk tetap ikut turut memiliki tanggung jawab untuk terus menerus memiliki semangat perbaikan.
Toyota punya dua filosofi :
Continous Improvement (perbaikan terus menerus atau kaizen)
Respect for People (menghormati individu)
Dasar kedua menghormati individu bermakna bahwa kesuksesan bisnis tercipta, dengan optimalisasi kemampuan individu dan kerjasama dalam team yang baik. Toyota memberi kesempatan bagi para karyawan untuk bertumbuh, terus belajar mengembangkan diri. Pegembangan diri menjadi prioritas sebelum megembangkan produk, sehingga tercipta we make people before we make product.
Nah konsep ini dinamakan monozukuri wa hitozukuri, atau melakukan monozukuri melalui hitozukuri.
Dengan QCC semua pihak dari semua strata dilibatkan, dan tidak ada sekat yang membedakan. Maka dengan sistem ini, seorang dengan level jabatan tinggi bisa berinteraksi dengan level biasa.

Buku : 25 Tahun perjalanan QCC Toyota Indonesia, Perubahan Tiada Henti - membangun Manusia Sebelum Membuat Produ
Penulis : Joice Taurus Santi
Penerbit ; Kompas Penerbit Buku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI