Apapun ekspresi di wajah sang aktor, baik sedang tersayat dan berdarah, wajahnya kotor berdebu, sedang menangis ketakutan atau kebingungan tetap saja melekat ketampanannya. Menurut saya jadi kurang alami, apalagi pada scene ke scene  berikutnya perubahannya drastis. Seperti saat Tan memanjat jendela di lantai atas, begitu sudah sampai tiba-tiba wajahnya bersih lagi. Darah yang sebelumnya terlihat di pelipis, pada adegan berikutnya tiba-tiba lenyap begitu saja.
Saya juga sempat bingung ketika alur dibuat memutar, beberapa penonton berujar lirih "trus ini kapan selesainya".
Namun terlepas dari itu semua, fans Mario Maurer wajib nonton deh. Bisa jadi anda semakin jatuh cinta, dan bisa membuat fans club khusus di Indonesia (#abaikanideterakhir)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H