Satu hal kelemahan saya, mendeteksi garis wajah  warga. Menurut saya mereka mirip satu dengan yang lain, menyebabkan saya kesulitan memprediksi usia mereka.
"Selamat Sore Bapaaaaak...." sapa saya ramah
"Sore Mama!!"balasnya ketus tampak wajah tak bersahabat.
Niat baik sore itu ternyata berbuah pahit, saya tak paham apa yang terjadi. Barulah ketika sampai di barak mendapati jawab, yang saya sapa tadi ternyata seorang pemuda. Pantas saja dia ngomel gak jelas, tawa sayapun meledak setelah menyadari kekeliruan itu.
Keesokkan hari saat bersua, saya meminta maaf dan memanggil kakak. Wajah pemuda ini berubah cerah, melenyapkan rasa bersalah yang saya tanggung.
---0---
Kegiatan pada bulan pertama dan prioritas, melakukan Home Visit sekaligus pendataan status kesehatan masyarakat. Salah satunya sweeping Malaria, jenis penyakit yang cukup meledak di kampung ini.
Namun kendala infrastruktur cukup menganggu, jalan sulit dilewati terlebih saat hujan turun. Perlu upaya ekstra mengarungi jalanan, lumpur tebal serasa menyatu di kaki menyebabkan terpleset. Satupun  team NS tak ada yang luput, ada baret-baret bekas luka akibat jatuh.
Malam itu saya dan satu teman terjebak hujan, di tengah perjalanan balik ke barak Puskesmas. Karena tanggung kami nekad, melawan deras hujan terlebih hari beranjak gelap. Hati ini mulai dilanda cemas, badan kuyup dengan logistik ditangan yang juga basah.
Motor puskesmas yang kami kendarai terkenal rentan mogok, lampu sorot depan tidak berfungsi. Karena gelap semakin menjadi, saya berinisiatif merogoh Handphone di dalam tas.
"Alhamdulillah" ucap saya lirih namun bergembira.