Adalah bengkel Art Sochai di Hamamatsu, sebagai awal dari langkah yang kelak melegendakan namanya. Dari Soichiro Honda lahirlah ide, velg dengan jari-jari logam menggantikan jari kayu saat itu. Usai perang dunia, kembali muncul ide memasang mesin pada sepeda.
Dari pemasangan mesin inilah, menjadi cikal bakal sepeda motor di kemudian hari sangat dibutuhkan manusia. Penemuan Soichiro Honda semakin dikenal masyarakat, namun di sisi lain kesulitan keuangan mulai membelitnya dan terancam bangkrut. Keadaan pailit yang dialami, mempertemukan dengan rekan kerja Takeo Fujisawa.
Bersama teman yang menguasai management keuangan, Soichiro Honda kembali bangkit dan mengepakkan sayap. Hasilnya bisa disaksikan, motor Honda tak asing dengan keseharian masyarakat Indonesia sampai saat ini.
Pada tahun 1991 Soichiro Honda meninggal dalam usia 84 tahun, namun nama dan hasil karyanya bermanfaat bagi umat manusia.
(disarikan dari Perjalanan Hidup dan Karirnya ; di  SINI)
Satu hal yang saya serap dari spirit pendiri Honda, adalah mengerjakan (apapun jenis pekerjaan) dengan segenap hati. Menyaksikan budaya disiplin di Honda Motor Factory Cikarang, saya seperti melihat semangat Soichiro Honda sedang diaplikasikan. Ketepatan dalam hal waktu, menjadi nafas yang terus berlangsung. Karena di dunia ada yang tidak bisa dibeli dengan apapun, salah satunya adalah waktu yang notabene hanya sekali berlangsung.
Maka tak berlebihan kiranya, disiplin tinggi yang diterapkankan Honda mampu menjalankan dan mewujudkan visi dan misinya.
Nah, Visi Honda adalah ; sebagai pemimpin pasar sepeda motor di Indonesia dengan cara merealisasikan mimpi/ keinginan dan menciptakan hal yang disukai oleh konsumen, serta berkontribusi aktif dengan kegiatan yang disukai masyarakat Indonesia.
Sementara Misinya ; Menciptakan solusi kendaraan bagi masyarakat dengan produk dan layanan yang terbaik.
Aku Keluarga Honda