(sengaja dicaplock dan dibold -hehee-, mungkin saja sekarang lebih cepat lagi waktunya)
"Amazing, Amazing, Amazing !!" Pekik saya dalam hati
Bayangkan kawan's, dalam waktu sesingkat itu bisa merakit produk (baca ; motor) senilai belasan juta. Saya meresapi satu hal, selain keyakinan adalah "DISIPLIN" (caplock lagi hehe) menjadi kunci yang membuat semua menjadi serba mungkin.
Budaya disiplin terasa sangat mengemuka, berlangsung di Honda motor factory Cikarang. Mulai dari hal yang kelihatannya kecil dan sepele, seperti jam istirahat, makan siang, jam sholat. Semua dilakukan sangat tepat waktu, sampai hal yang krusial yaitu dalam pekerjaan.
Semua karyawan begitu sigap bekerja, hingga budaya disiplin seolah menjadi denyut nafas dalam keseharian. Satu bagian saja tidak tepat waktu, tentu akan mempengaruhi bagian lainnya.
Satu motor mampu dirakit 22 detik, sangat mungkin jika dibarengi displin yang dijalankan dengan konsisten dan komitmen yang tinggi. (dan itu sudah terbukti !)
Desa Komyo Jepang, 17 November 1906
Tahun awal abad XX lahir seorang bayi laki-laki diberi nama Soichiro Honda, anak dari Gihei Honda yang berprofesi sebagai seorang pandai besi. Karena kondisi yang tengah berlangsung kala itu, membuat Socihiro Honda tak bisa mengeyam pendidikan formal memadai. Bahkan di sekolah tempat menuntut ilmu, tidak begitu cermerlang namanya. Namun tak ada kata putus asa, Soichiro Honda selalu bersemangat dan menanamkan cita-cita tinggi. (sumber lain menyebutkan, Soichiro Honda sejak kecil membantu ayahnya bisnis reparasi sepeda)
Pada usia 16 tahun (sumber lain menyebutkan 15 tahun) pemuda sederhana ini bekerja di bengkel Art Sokai, sebagai cleaning service dan pengasuh bayi dari pemilik bengkel. Semua dijalani Soichiro Honda dengan tekun tanpa mengeluh, selalu ringan tangan membantu perkerjaan meski bukan bagiannya. Hingga sang majikan melihat dan menemukan bakat, Soichiro Honda dirasa mumpuni di bidang mechanic. Setelah enam tahun bekerja dan belajar di bengkel, Soichiro Honda dipercaya membuka cabang baru.