Tujuan berikutnya adalah Galeri Kepresidenan, langkah kami terhenti persis di pintu masuk. Sang pemandu memberi penjelasan sedikit, bahwa ruangan ini berisi perjalanan pembangunan bangsa. Capaian setiap kepemimpinan Presiden, dokumentasinya ada di ruang demi ruang. Semua yang ada tentang prestasi demi prestasi, karena dokumen penting maka ada peraturan khusus.
"Tak boleh mengambil gambar!" pesan pemandu museum.
Kami peserta workshop, segera memasukkan smartphone ke dalam saku masing- masing. Beberapa teman yang membawa kamera khusus, juga dirapikan dalam tas.
Saya memasuki ruangan paling awal, berisi perjalanan pemerintahan Presiden Soekarno. Beberapa televisi menayangkan, kegiatan kenegaraan Presiden Pertama Republik Indonesia. Semua dokumen baik foto atau film masih hitam putih, menggambarkan situasi yang terjadi kala itu. Satu lemari kaca terkunci, berisi duplikat pakaian kebesaran khas Ir Soekarno. Selain itu aneka penghargaan internasional, juga tersimpan rapi di satu lemari kaca.
Sekat demi sekat saya masuki, berpindah menuju Presiden kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam. Dokumentasi yang ada nyaris sama, berupa foto video, pakaian kebesaran serta penghargaan.
Pada ujung ruangan Presiden keenam, terdapat satu ruang menuju jalan keluar berisi foto enam presiden dipasang secara berurutan. Pada spot ini kami diperbolehkan berfoto, mengabadikan keberadaan di tempat istimewa ini.
[caption caption="Selfie bersama foto 6 mantan Presiden RI (dokpri)"]
Langkah kami kembali terayun, menuju ruangan di bagian lain seberang Galeri. Satu ruangan begitu memesona, adalah perpustakaan museum kepresidenan. Isinya buku-buku, yang dulu menjadi koleksi orang-orang hebat ini. Saya dibuat ternganga, melihat deretan buku tebal bacaan setiap Presiden. Khususnya Ir Soekarno, hampir semua bacaan berbahasa asing. Saya dapati buku yang sempat saya cari-cari dulu, berjudul "Di bawah Bendera Revolusi".
Saya yang mulai kelelahan, mengambil tempat duduk di sudut perpustakaan. Sembari menarik satu kesimpulan, kebiasaan membaca adalah kebiasaan orang hebat. Kalau ingin menjadi hebat, tak ada lagi cara lain kecuali gemar membaca.
Kegiatan kunjungan ke museum Kepresidenan ini, adalah rangkaian kegiatan workshop yang diadakan Kemenpar di daerah Puncak Bogor. Perjalanan ke tempat ini, menjadi agenda terakhir sebelum bus mengantar kami pulang ke Jakarta.
Kami berada di ujung acara, sebelum benar-benar pulang berfoto bersama di depan patung perunggu di lantai satu. (salam)