Saya penasaran memasuki jalanan setapak dalam gua, ternyata memang sempit dan gelap. Sembari membayangkan laku orang jaman dahulu, bisa menaklukan ego diri dengan bertapa di tempat sempit dan gelap seperti saya lihat sendiri.
[caption caption="Bersama pemandu wisata di area Gua Sunyaragi (dok group WA)"]
Pada bagian penghujung perjalanan, kami berhenti ke sebuah pelataran panggung luas. Pada sisi pinggir, terdapat tribun tempat duduk penonton.
"tempat inilah sebagai ajang pertunjukan kesenian, kalau di Prambanan seperti pagelaran Ramayana" jelas Pak Pemandu.
Pada arena pertunjukkan pula sebagai akhir persuaan, kami akan segera melanjutkan ke tujuan berikutnya.
Keraton Kasepuhan Cirebon.
Situs peninggalan yang masih terawat dengan baik, adalah keraton kasepuhan Cirebon. Kasepuhan diambil dari kata sepuh/ tua, merupakan keraton bagi anak tertua dari raja terdahulu. Sementara untuk anak raja yang muda, didirikan keraton kanoman dari kata anom artinya muda.
Bangunan ini menghadap ke utara, beredekatan dengan masjid dan makam sunan gunung Jati.
"Posisi bangunan pada areal ini layaknya mengikuti budaya islam, yaitu berkumpulnya bangunan terdiri dari pusat pemerintahan (kraton), masjid (spiritual), alun-alun (tempat massa berkumpul atau latihan prajurit) dan pasar (pusat perekonomian) penjara (pusat rehabilitasi) " jelas Pak Adi yang bertindak sebagai tour guide kami siang itu "Sampai sekarang model tata letak ini, banyak diikuti kabupaten/ kota terutama di Jawa dan pesisir" lanjutnya.
Keraton kasepuhan memiliki dua pintu gerbang, Â yaitu gerbang utama di sebelah utara dan gerbang kreteg pengrawit (jembatan kecil) di sebelah selatan.
Pada bagian depan terdapat  siti hinggil (tanah tinggi), dengan beberapa bangunan untuk istirahat prajurit. Pada bagian tengah komplek keraton, terdapat taman Dewandanu dengan patung harimau putih dan ada meja kotak.