Semakin saya membuka pikiran, sesungguhnya pertemanan dan cara membawa dirilah yang membuka kesempatan demi kesempatan itu.
Pada sessi kedua, Pak Iskandar Zulkarnaen mengulas tentang kumpulan cerpen. Menilik dari judulnya "Mandeh Aku Pulang", telinga ini langsung menggiring benak mendeteksi asal cerita. Kata Mandeh identik dengan kalimat Padang Sumatera Barat, yang terkenal dengan budaya merantau terutama bagi kaum lelaki. Mandeh sendiri artinya ibu, judul ini seperti dipersembahkan untuk sang Mandeh.
Mandeh Aku Pulang, mengisahkan anak bujang yang beranjak kaki dari kampung halaman. Pada satu waktu, tiba saatnya kembali pulang ke kampung halaman. Pulang kampung tentu membawa banyak rasa kangen, tentu juga membawa banyak pengalaman hidup yang baru di perantauan.
Selain cerpen "Mandeh Aku Pulang", terdapat 39 judul cerpen lainnya terangkum dalam satu buku. Saya kagum dengan pak Is (sapaan akrabnya), mampu menulis kisah demi kisah yang membutuhkan pendalaman. Pak TD mengaku, menulis cerita membutuhkan nafas panjang. Karena agar kisah bisa mengalir dan memiliki nyawa, mustilah dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Â
Pada dua Kompasianer luar biasa ini, semoga sehat selalu, panjang usia dalam keberkahan dan terus berkarya dan menginspirasi. (Salam)