Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jagadiri Produk Inovasi Berasuransi [Kompasiana Blogshop]

19 Oktober 2015   03:47 Diperbarui: 19 Oktober 2015   14:38 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar masyarakat Indonesia, relatif masih antipati terhadap asuransi. Hal ini tentu tak lepas dari pengalaman, baik pribadi atau cerita orang terdekat. Saya pribadi pernah mengalami, hal tak mengenakkan. Bayu (nama disamarkan) seorang sahabat lama, dulu bahkan sempat satu kost. Setelah lama berpisah kota, kami kembali berjumpa lewat medos. Maka ketika pertemanan dikirim, tanpa pikir panjang saya segera terima. Pikir saya pasti banyak cerita terkabar, setelah hampir sewindu tak bertemu. Kebetulan dengan istri dan anak-anaknya, saya juga mengenal meski tak terlalu dekat.

Kemudian kami bertukar PIN BBM, masuk dalam daftar pertemanan sehingga bisa lebih privat. Satu dua kali terpantau, status dan profil picture Bayu lewat BBM. Saya tidak terlalu ambil peduli, toh masing-masing kami memiliki urusan sendiri. Namun lama kelamaan saya bisa menebak, Bayu berkecimpung di perasuransian.

TINGG..."Kalau kapan-kapan saya minta waktu boleh tidak" BBM Bayu masuk

Saya membaca isi pesannya, kalimatnya terkesan tidak to the point. Padahal kami biasa ber-haha-hihi, tak selang lama saya balas "Kalau mau main datang saja, pakai ijin segala"

TINGG..."Saya pengin bantu kamu, mengelola keuangan" Balasan Bayu masuk

Pada jawaban ini saya mulai tak nyaman, selama kenal justru dia beberapa kali berhutang pada saya. Bahkan untuk urusan pinjam meminjam, teman ini memiliki catatan kurang baik. Maka tawarannya sangat tidak menarik, membuat saya mulai menjaga jarak.

"Kapan-kapan kita BBM-an lagi ya" jawab saya menggantung.

Mungkin anda pernah mengalami kejadian serupa, atau sudah dalam tahap diprospek kenalan yang bekerja di asuransi. Mungkin tak ada yang salah dengan asuransi, namun image kurang enak kadung menyebar di masyarakat. Perlu upaya ekstra bagi penggiat asuransi, untuk merubah paradigma tentang produk asuransi.

Beberapa anggapan yang lazim muncul adalah.

  1. Marketingnya umumnya mengejar- ngejar
  2. Bayar polisnya mahal
  3. Proses administrasi ribet
  4. Claimnya susah
  5. Kalau complain di ping-pong.
  6. Saat mau ketemu marketing yang dulu memprospek, ternyata sudah resign.

Kalau begitu adanya, lengkap sudah penderitaan ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Sejak BBM Bayu dengan kalimat bersayap-sayap, saya mulai enggan menanggapi. Hubungan pertemanan semakin berjarak, terutama saya berhati-hati menanggapi obrolannya.

Kamis (15-okt) acara Komppasiana Blogshop, bersama Asuransi JAGADIRI di Perbanas Institue. Saya hadir bersama 4 Kompasianer, berbaur dengan Mahasiswa-Mahasiswi Perbanas. Pak Reginald J Hamdani Presdir of JAGADIRI, sebagai narasumber pertama dengan tema "Asuransi di Era Digital".

Persaingan yang terjadi di semua sektor bisnis, memungkinkan konsumen memiliki banyak pilihan. Tak heran perang harga terjadi, menjanjikan kualitas dengan nominal lebh murah. Pun persaingan di dunia Asuransi tak bisa dielakkan, persis seperti persaingan di bidang bisnis lainnya. Maka tak ada pilihan lain, agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Satu strategi yang diterapkan, mengikuti trend yang berlangsung demi menarik minat konsumen.

Era Digital Telah Tiba

MC membuka acara blogshop Kompasiana bersama JAGADIRI, dengan melontarkan satu pertanyaan.

"Kalau bangun tidur, apa yang pertama kali dicari"

"Handphone" hampir seluruh ruangan serempak menjawab.

Benda pintar ini sudah menjadi keseharian, tak bisa lepas dengan empunya. Pak Reginald menyatakan, lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone. Kalau dompet tidak terbawa, masih ada komplementernya yaitu smartphone. Melalui smartphone semua kebutuhan bisa diatasi, sehingga pemiliknya dimudahkan.

"bagaimana tidak"lanjut Pak Reginald "mulai dari gojek, traveloka, tokopedia, zalora, Facebook, twitter, Instagram, Chatting, Watsup, youtube semua terangkum dalam satu smartphone" lanjutnya

[caption caption="Pak Reginald Presdir JAGADIRI"]

[/caption]

Manusia sebagai makhluk sosial, membutuhkan keterhubungan dengan orang lain. Dari keterhubungan inilah, menghadirkan dampak transfer informasi. Ending sebuah informasi, biasanya timbulnya kebutuhan. Misalnya informasi tentang makanan, model baju terbaru, gadget keluaran anyar, aksesoris dan banyak lainnya. Melalaui fitur pada smartphone, semua kebutuhan diperlancar demi konsumen.

Survey yang dilakukan McKinsey Global Institute, terdapat 83.7 million pengguna internet di Indonesia (2014). Jumlah ini meningkat relatif signifikan, menjadi 94 million pada 2015. Facebook masih menjadi medsos favorit, menyusul media sosisal twitter. Khusus twitter di Jakarta, tercatat sebagai pengguna terbesar dunia. 269 juta unit smartphone berada ditangan konsumen, artinya ada sebagian kelompok satu orang memiliki lebih dari 1 smartphone. Jumlah penduduk indonesia yang online, sekitar 15.4 kali penduduk Singapore. Rata-rata online 14 jam/hari, sekitar 3 jam diantaranya untuk mengakses medsos. Dari data tersebut dapat disimpulkan, Indonesia menjadi pangsa terbesar untuk e-commerce.

Masih dari lembaga survey yang sama, saat ini Ekonomi Indonesia urutan 16 terbesar. Menurut prediksi akan terus berkembang, pada 2030 menjadi urutan 7 terbesar. Belum lagi pertumbuhan kaum urban, pertumbuhan kelas menengah, keahlian pekerja dan peluang pasar konsumen. Pada tahun 2030 berpotensi, Indonesia menduduki 7 besar dunia. Hal ini menjadi pasar yang besar, bagi pemilik product untuk menggarap market Indonesia.

Sebagai orang awam saya mengamini saja, tapi logika saya langsung berputar. Bisa jadi karena jumlah penduduk yang besar, sehingga kebutuhan (apapun) juga sebanding.

Pak Reginald secara spesifik menjelaskan, Indonesia mengalami bonus demografi. Keadaan inilah menjadi faktor pendorong, terjadinya pergeseran kelas ekonomi.

Asuransi

Asuransi adalah kontrak suatu perusahaan asuransi, untuk membackup pemegang polis jika terjadi resiko. Perusahaan asuransi tersebut, berkewajiban membayar benefit yang harus diterima penerima manfaat.

Dalam sesi presentasi, Pak Reginald melontarkan pertanyaan. "Mana lebih penting, asuransi atau tabungan?"

Tentu bukan jawaban yang mudah, seisi aula terdengar bisik-bisik. Tak berapa lama terdengar suara dari belakang,"Asuransi" dengan nada ragu.

"Kenapa Asuransi?" tanya Pak Reginald kembali

"karena sekarang sedang sesi asuransi" jawaban sekenanya terdengar

Tapi saya pribadi benar-benar bimbang, kalau saja apilihan itu ada di depan saya (makanya saya tidak menjawab). Prinsip Asuransi adalah tanggung renteng (gotong royong), sehingga ada proses saling membantu.

Menabung biasanya untuk kegiatan yang terencana, biasanya yang terencana itu kaitannya dengan kesenangan. Misalnya untuk berwisata, untuk membeli hadiah pada hari spesial, atau mungkin pulang kampung.

Sementara asuransi, adalah mengcover keadaan yang tidak terencana. Biasanya kalau sakit butuh biaya, meski siapapun tidak ingin sakit tentunya.

Saat ini terjadi pergeseran kesadaran masyarakat, dalam memandang asuransi. Kata Asuransi disearch pada google 6 juta kali/bulan, sedang asuransi kesehatan disearch sebanyak 4 juta kali/ perbulan. Melihat trend yang terjadi, JAGADIRI melakukan terobosan beda. Dengan mengedepankan edukasi dan penjualan, berbasis online.

Asuransi JAGADIRI

JAGADIRI adalah perusahaan asuransi, terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) anggota dari Asosiasi Asuransi Indonesia. Menjadi perusahaan bagian dari Salim Group, yang sudah terkenal dengan aneka anak perusahaan (Indo Mobil, Super Indo, Indo Mart, Indofood dsb)

ACA dan CAR sebagai pemegang saham, menduduki peringkat kedua asuransi umum dan asuransi jiwa. Sekaligus menjadi pertama, fokus pada pemasaran langsung memanfaatkan meningkatnya Platform digital. Kinerja keuangan kuat, dengan Risk Based Capital jauh di atas persyaratan peraturan

Kelebihan JAGADIRI

Perlindungan Instant

Bisa dibeli secara online melalui gadget jenis apapun, akan mendapatkan manfaat perlindungan se- segera mungkin. Hal ini menghilangkan peran agent, sehingga Jagadiri tidak punya kewajiban membayar komisi.

KEPASTIAN PROSES KLAIM

Masa Klaim dijamin cair, dalam jangka waktu 14 hari (DIJAMIN !!)

JAMINAN HARGA TERBAIK

Produk asuransi yang paling terjangkau di pasar. (60 ribu/ bulan)

JAGADIRI menjadi product berbeda, mengapa?

Sejalan dengan visi menjadi penjual asuransi langsung dan terkemuka, JAGADIRI fokus pada pengembangan produk yang relevan dan inovatif dengan prinsip yang kuat pada ;

- Mendengarkan dan memenuhi kebutuhan pasar, untuk mengembangkan perlindungan INSTANT, klaim Jaminan, harga Jaminan Terbaik

- sebagai bagian dari gaya hidup, mencegah, melindungi, dan ASSIST proposisi produk.

- Fokus pada kenyamanan pelanggan - waktu Nilai, bukan pendekatan akuisisi sepihak.

- Sederhana, terjangkau, tidak ribet dan dijamin penerimaan

Untuk mengetahui lebih detil, silakan klik www.jagadiri.co.id

-0-o-0-

Hadir sebagai narasumber berikutnya, Mas Nurullah beliau content & Community Editor Kompasiana. Hadir sebagai narasumber kedua, membahas tema Netiket atau Etika Berinternet.

[caption caption="Mas Nurullah (dokpri)"]

[/caption]

Penguna internet di Indonesia pada 2014, terdiri dari 163,9 (65%) bukan Netizen sisanya 88,1 (35%) Netizen. ( sumber Riset APJII-Puskakom UI (Maret 2015) Populasi penduduk: 252 juta (BPS 2014))

Mungkin kita semua sudah pernah membaca, melihat dan mendengar, kisah perseteruan sampai ke meja hijau gara- gara internet/ medsos. Pasti masih jelas diingatan, kasus Ibu Prita yang dianggap mencemarkan nama baik sebuah Rumah Sakit. Kasus lain melambungkan nama Florence di Jogjakarta, status dianggap cenderung kasar sampai membawa sikap kedaerahan. Kasus Bupati Kutai Timur, mempidanakan warga yang menghina di Facebook.

Pasti banyak kasus pencemaran lain bermula dari medsos, akan panjang bila saya tulis disini satu persatu. Nah belajar dari kejadaian tersebut sebagai pelajaran, agar netizen memperhatikan etika berinternet.

NETKET (Etika Berinternet)

Dalam menggunakan internet ada rambu-rambu, berikut diantaranya ;

- Bersikap baik (jaga sikap) untuk apapun, karena tidak semua orang memilik persepsi sama terhadap sebuah status di medsos (apalagi yang menyinggung)

- Jangan Nyampah (SPAM), dengan posting status berlebihan.

- Hargai Hak Cipta orang lain, kalau copy paste sebaiknya menyertakan sumbernya.

- Berbagi Hal yang Baik,

- Jaga Privasi orang lain

- Bertutur Baik

- Bicara sesuai fakta

- Pertimbangkan sebelum posting, setiap tulisan yang ditulis di medsos otomatis menjadi konsumsi publik.

Selain tentang netiket, mas Nurullah juga memperkenalkan Kompasiana. Mahasiswa sebagian sudah tahu Kompasiana, namun banyak yang belum menjadi kompasianer. Inovasi Kompasiana dalam KompasianaTV, melibatkan kompasianer dalam setiap penayangan. Tak ketinggalan acara kompasianival, yang akan digelar pada 12-13 desember 2015 di Gandaria City. Sekaligus diulas juga, tamu yang akan hadir pada acara tahunan spesial ini.

[caption caption="Standup Comedy"]

[/caption]

Setelah acara yang serius tapi santai,Kompasiana Blogshop bersama JAGADIRI ditutup dengan sangat segar. Sebuah hiburan standup comedy, menghadirkan komedian Rahmed. Hampir 30 menit ruangan penuh gelak, dari seluruh peserta yang hadir. Kemampuan Rahmed meyegarkan suasana, patut mendapatkan apresiasi yang baik.

Pada ujung acara diumumkan pemenang livetwit, tiga dari mahasiswa dan tiga dari blogger. Total enam nama terpilib, berhak mengikuti kopi writing bersama Pak Reginald dan COO Kompasiana kang Pepih Nugraha. (salam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun