Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hotel BEST WESTERN PREMIER The Bellevue Peduli Batik Betawi Terogong

9 Oktober 2015   19:24 Diperbarui: 12 Oktober 2015   14:12 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BATIK BETAWI TEROGONG

Tahun 2012 Pemda DKI megulurkan tangan, dengan program yang mengangkat budaya Batik Betawi. Pengrajin Batik Betawi terogong, diberi pelatihan dan dukungan selama 3 bulan. Setelah masa pelatihan berlalu, pengrajin batik dipersilakan untuk mandiri.

Batik Betawi Terogong, didirikan pada 5 September 2012. Kata Terogong diambil dari nama daerah, yang berada di Cilandak Barat jakarta Selatan . Wilayah yang sampai saat ini, masih dihuni sebagian besar warga Betawi. Pendirian Batik Betawi Terogong, atas inisiatif keluarga Betawi yang peduli terhadap kelangsungan budaya Betawi. Tujuannya sangat jelas, agar budaya Betawi bisa survive di tengah ibukota yang makin cosmopolitan.

Sangar Batik Betawi Terogong, memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di kampung Terogong. Namun bergesernya sudut pandang warga, membuat pembatik di sanggar ini hanya sekitar 15 orang saja. Terdapat pandangan warga yang keliru, bahwa namanya bekerja identik dengan kantor. Membatik dianggap pekerjaan tak bergengsi, sehingga mereka tidak tertarik dengan profesi pengrajin batik.

"Padahal keahlian membatik itu langka, kelak bisa diturunkan pada anak keturunannya" Lanjut Bu Laela.

Demi memenuhi selera konsumen, Batik Betawi Terogong berinovasi. Menambah koleksi dengan motif Cerma Hitam, Gedung Batavia Cerma, Motif Krukut Orange, Motif Penari Kembang, Ondel-Ondel, Monas dan aneka motif lainnya. Masalah warna juga menyesuaikan trend, dengan warna seperti merah, orange dan warna cerah lainnya.

Namun dengan datangnya batik printing, Batik Betawi yang diproses dengan cara tulis kalah bersaing.

Satu hal membuat Bu Laela gembira sekaligus sedih,

Pada 2 okotber dicanangkan sebagai hari batik, masyarakat berbatik ria membuat hati Pemilik sanggar batik ini gembira. Sedang yang membuat sedih, batik yang dikenakan adalah batik Cap atau printing. Bahkan khusus di Jakarta, bukan batik Betawi yang mayoritas dikenakan.

Masalah harga juga menjadi sangat krusial, ketika dihadapkan pada batik printing. Batik Betawi Terogong termasuk batuk tulis, diproses dengan manual menggoreskan lilin. Proses pengerjaan satu kain, tergantung tingkat kesulitan motif dan pewarnaan. Untuk motif yang umum dan warna standart, satu sampai dua hari selesai. Adapun harga dimulai pada kisaran 250 ribu, sedang untuk bahan sutera pada kisaran harga 1 juta.

[caption caption="Ibu Eleine Koesyono dan Ibu Siti Leila (dokpri)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun