-o-0-o-
[caption caption="Kompasiana Coverage Batik Terogong (dokpri)"]
Kami berada di lantai 1, tepatnya di Angsana Lounge & Wine Bar. Memandang loby dari atas, begitu terasa memanjakan penglihatan. Coffe break menghangatkan sore yang mulai gerimis, tampak dari jendela kaca pepohonan mulai basah. Aspal di Jalan Radio Dalam berubah warna lebih gelap, pengemudi roda dua tampak memakai mantel agar tidak kuyup.
Mbak Wardah Fajri (akrab disapa Mbak Wawa), membuka acara "Kompasiana Coverage Batik Betawi terogong".
Kemudian Ibu Ervin febrina beliau Director of Sales & Marketing, menyampaikan ucapan selamat datang kepada Kompasianer. Bellevue sendiri diambil dari dua kata, Belle artinya cantik dan Vue dari kata View atau pemandangan. Hotel The Bellevue, bisa diartikan sebagai tempat yang menghadirkan pemandangan cantik. Pembukaan singkat dari Ibu Ervin, sebagai wujud perhatian dari tuan rumah untuk tamunya.
Sekilas mengungkapkan alasan, mengapa Hotel The Bellevue mengangkat tema Batik Betawi. Jakarta sebagai Ibukota, notabene Betawi adalah masyarakat asli tapi justru tersingkir. Tak hanya masyarakat asli, budaya betawi juga bersaing dengan budaya barat menyerbu. Tak mengherankan kalau generasi muda, mulai tak mengenal budaya asli Betawi.
Khusus dalam rangka hari batik 2 oktober, Hotel The Bellevue memberi ruang khusus kepada Batik Betawi Terogong. Menggelar pameran di ruang Loby, mulai 5 Oktober sampai 9 Oktober 2015 pukul 17.00 - 21.00. Tujuan event ini adalah, memperkenalkan warisan budaya nasional kepada para tamu hotel dan pengunjung.
Hadir pembicara kedua, yaitu Siti Laela (Ibu Laela) seorang Pengrajin Batik Betawi Terogong. Ibu Lela yang asli masyarakat Betawi, merasakan keprihatinan mendalam terhadapa nasib budaya Betawi (dalam hal ini batik). Beliau adalah generasi kedua, dari pengrajin Batik Betawi terogong. Ada getaran emosional yang muncul, ketika berkisah tentang tanah kelahirannya.
Tahun 1960-an, kawasan (saat ini dinamakan) Pondok Indah adalah perkampungan dan perkebunan. Banyak masyarakat asli Betawi tinggal di daerah ini, kemudian sedikit demi sedikit tersingkir. Modernisasi yang telah merubah wajah daerah, menjadi Pondok Indah seperti saat ini
"saya kalau cerita masalah ini, jadi...." terdengar suara parau Bu Lela dan tidak meneruskan kalimatnya.
Pada tahun 60-an pula banyak buruh pengrajin batik, tinggal di daerah Terogong mengambil bahan di daerah Palmerah. Biasanya pengrajin mengerjakan di rumah, kemudian diantar kembali setelah selesai dikerjakan. Saking identik dengan batik, sampai ada nama jalan KPBD (Koperasi Pengrajin Batik Djakarta). Batik Betawi memiliki aneka motif, diantaranya motif ketan, bunga bunga dengan warna seperti Batik Jawa.