Hal yang sama ternyata juga terjadi, pada K-ers newbi yang gabung beberapa bulan setelah saya. Mereka berkisah senengnya ikutan Nangkring, mendapat rejeki tak terduga.
"Pas sesi tanya jawab udah dapat voucher, lha door price dapet lagi" ujar K-ers Newbi yang baru sekali ikut nangkring dengan wajah girang.
Nangkring bagi saya seperti perekat, antara Kompasiana dan Kompasianer. Sekian Nangkring yang saya hadiri, mengenalkan saya pada banyak nama blogger Kompasiana. Pada umumnya teman Kompasianer ramah dan seru, tak membedakan mana senior atau junior.Tak ketinggalan juga mengenalkan saya, pada admin yang ganteng, cantik, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung(heheee).
Nangkring memungkinkan K-ers berjumpa, langsung dengan narasumber yang berasal dari kalangan pejabat pembuat kebijakkan. Membuka wawasan baru dan lebih dalam, tentang suatu issue yang sedang berkembang. Menjadi tahu duduk permasalahan sebenarnya, sehingga tidak tergiring opini yang berhembus di tengah masyarakat.
Sejak nangkring demi nangkring yang saya ikuti, menulis menjadi sebuah keasyikkan. Saya menulis tak hanya karena membuat reportase Nangkring, agar mendapatkan reward yang dijanjikan. Tapi menulis menjadi ajang belajar, agar menjadi terbiasa sekaligus mengasah "sense" dalam menulis.
Namun tak bisa dinyana dan dipungkiri dibalik semua proses, batin ini ternyata dijangkiti "virus" lain.
[caption caption="sumber ; Header Admin Kompasiana"]
APA ITU??? *mukakepo*
Waktu itu, setiap nulis pengin mengincar posisi Highlight kemudian naik Headline, Trending Artikel. Saat tampilan K versi lama, terdapat kategori menarik, inspiratif, aktual (dll) tak luput dari incaran idaman. Jumlah hits artikel yang ribuan, benar-benar melambungkan kegembiraan dan keriangan (podo wae tho).
Sedih saya akhirnya bergeser musabab, semula masalah menang dan tidak menang beralih ke masalah posisi sebuah artikel. Setiap kali mendapat HL dari admin, langsung discreen shot dan disave dalam file khusus. Namun ketika sebuah tulisan yang dipersiapkan khusus, ternyata tak mendapat posisi apapun rasa kecewa langsung menyeruak.
Tapi efek kecewa ada bagusnya, ketika tepat dalam menyikapi. Saya menjadi lebih rajin membaca, dan mengamati tulisan K-er yang langganan HL atau sering menang blogcomp. Akibatnya dengan sendirinya dituntut belajar, riset sebelum menulis atau tak cepat mengambil kesimpulan ketika mendengar kabar. Proses Cross Check begitu penting menurut saya, sehingga tidak menelan mentah-mentah informasi yang datang.