Kita semua juga harus sadar, tiap manusia memiliki kelasnya sendiri, bukankah itu yang membuat demokrasi di negara berkembang menjadi bermasalah? Pendapat seorang profesor dan pendapat seorang maling sama-sama dihitung 1 suara.Â
Dengan memahami perkataan Marcus Aurelius diatas bukan membuat kita menjadi anti kritik, namun, kita dapat menyaring perkataan mana yang kiranya dapat kita pertimbangkan dan manapula yang tidak.Â
Jika anda adalah seorang pesepakbola, kritik dari penonton yang hanya menonton tiap akhir pekan dan bahkan tak mampu mengontrol bola tentu tidak akan anda dengar dibandingkan dengan pelatih anda yang seorang mantan pemain timnas di negaranya.Â
Begitu pula dengan hidup kita, apakah seseorang yang bahkan kulit luar kehidupan kita saja tidak dapat dilihatnya penuh, apalagi nilai-nilai dan prinsip hidup dalam diri kita, tentunya kritikkan mereka tidak memiliki arti sama sekali. Â
Fokuslah pada nilai-nilai universal, seperti norma dalam agama yang dilihat dari perspektif manapun merupakan sesuatu kebaikan dan tidak dapat diperdebatkan lagi. Semoga kebahagiaan dapat kita capai dan jauh dari segala keresahan.Â
Tulisan ini hasil refleksi dari buku filosofi teras milik henry manampiring dan meditasi milik marcus Aurelius
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H