Ketiga keturunan tsb. berbaur dan berketurunan. Perkawinan masyarakat Kampung Jawa Tomohon kemudian terjadi dengan warga Islam di Manado, Pineleng, Belang, Bolaang-Mongondow dan Gorontalo. Adat istiadat Jawa dan agama Islam tetap terpelihara.
Meski begitu bahasa Jawa dengan aksen Tombulu dan Melayu Manado lajim dipakai hingga kini. Malah, cukup banyak penduduk Kampung Jawa Tomohon yang sangat fasih berbahasa Tombulu. Nama jalan-jalan (lorong-lorong) di dalam kampung memakai nama lokal dan berbahasa Tombulu. Kampung Jawa memiliki Mesjid bernama Mesjid "Nurul Iman" yang meruplakan tempat ibadah umat Islam tertua di Tomohon . Kampung ini mereka namakan Kampung Jawa untuk mengenang tanah leluhurnya tanah Jawa. Tapi oleh penduduk Tomohon disebut "Tonyawa" (Orang Jawa).
Batas- batas wilayah kampong jawa tomohon : Kampong Jawa tomohon berbatasan langsung di sebelah utara dengan tumatantang, sebelah selatan berbatasan dengan lahendong, di sebelah, timur berbatasan langsung dengan tumatantang 1dan disebelah barat dengan pinaras kecamatan.
Iklim yang berada di daerah ini adalah dengan curah hujan 453 MM, jumlah bulan hujan 6-7 bulan, kelembaban 87 dan suhu rata-rata harian 104  celcius  ketinggian kampong jawa dari permukaan laut yaitu 4.539 Mdl sedangkan kondisi topografinya terdiri atas : tanah datar sampai berombak 20% tanah berombak sampai berbukit 15%  berbukit sampai bergunung 56%
Dulu kelurahan kampong jawa masih berada dalam satu administrasi dengan saronsong yang tergabung denga tumatantang dan kemudian di resmikan menjadi kelurahan sendiri yaitu kelurahan kampong jawa tomohon, peneliti menemukan data susunan kepala desa sampai lurah yang terdiri dari
Dikampung jawa tomohon tidak hanya diisi oleh orang jawa dan minahasa akan tetapi juga dihuni oleh orang makasar;gorontalo;ambon dan ternate menurut keterangan dari bapak hj, tomy tobagus bahwa kehadiran mereka dilatar belakangi oleh perdagangan dan mulai hidup menetap dan berdampingan dengan masyarakat setempat,Â
      rentang waktu yang cukup lama tersebut membuat perpaduan budaya jawa minahasa dengan etnis lain di jawa tondano mulai berkembang, budaya dagang yang dibawa orang makasar dan mengajarkannya kepada masyarakat setempat dapat dilihat dari keahlian dan beberapa warung seperti soto makasar,  jiwa-jiwaÂ
seperti tolong menolong yang dibawa ini juga mempengaruhi yang mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh etnis di masyarakat kelurahan jawa tomohon
Masyarakat multikultural dikampung jawa tomohon saling bersilahturahmi dan berkunjung antar kerabat karena proses kawin mawin antara islam dan Kristen dan saling masuk serta keluar dari agama sehingga proses interaksi sosial yang terjadi ketika perayaan seperti hari raya idul fitri, hari natal,Â
lebaran ketupat dan maulid nabi terjadi berbagai proses seperti saling mengantar kue dan memakan ambeng dalam perayaan maulid nabi yang tidak mengenal apa suku dan agama mu,Â