Mohon tunggu...
Agathis Rachmawan
Agathis Rachmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Merdeka Seratus Persen: Visi Tan Malaka untuk Indonesia

17 Agustus 2023   12:41 Diperbarui: 17 Agustus 2023   12:54 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tan Malaka adalah salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia yang memiliki pemikiran dan gagasan yang revolusioner. Ia dikenal sebagai sosok yang berani menentang segala bentuk penjajahan, baik secara militer, politik, maupun ekonomi. Ia juga memiliki visi tentang bagaimana Indonesia harus menjadi negara yang mandiri, berdaulat, dan berkeadilan.

Salah satu konsep yang paling terkenal dari Tan Malaka adalah merdeka seratus persen. Apa itu merdeka seratus persen? Mengapa Tan Malaka mengusung konsep ini? Dan bagaimana relevansinya dengan kondisi Indonesia saat ini? Mari kita simak penjelasannya.

Apa itu Merdeka Seratus Persen?

Merdeka seratus persen adalah konsep yang dikemukakan oleh Tan Malaka dalam risalahnya yang berjudul Merdeka 100% (1946). Dalam risalah ini, Tan Malaka menjelaskan bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa yang sanggup mandiri secara mental, budaya, politik, pertahanan, dan ekonomi; tidak bergantung pada dan dikuasai oleh bangsa lain.

Tan Malaka menolak segala bentuk kompromi atau negosiasi dengan pihak penjajah. Baginya, merdeka setengah-setengah adalah nonsens. Ia menginginkan agar Indonesia memperoleh kemerdekaan secara penuh dan tanpa syarat. Ia juga menentang adanya intervensi asing dalam urusan dalam negeri Indonesia.

Tan Malaka juga mengkritik sistem kapitalisme yang dianggapnya sebagai akar dari penindasan dan ketidakadilan. Ia mengusulkan agar Indonesia menerapkan sistem sosialisme nasionalis yang berdasarkan pada kepentingan rakyat. Ia juga menekankan pentingnya peran petani sebagai basis ekonomi dan revolusi.

Mengapa Tan Malaka Mengusung Konsep Ini?

Tan Malaka mengusung konsep merdeka seratus persen karena ia melihat realitas sejarah dan kondisi sosial politik Indonesia pada masa itu. Ia menyaksikan bagaimana bangsa Indonesia telah menderita selama berabad-abad di bawah penjajahan bangsa-bangsa asing, seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat.

Ia juga menyadari bahwa penjajahan tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara mental, budaya, dan ekonomi. Ia melihat bagaimana rakyat Indonesia telah kehilangan identitas, harga diri, dan kemandirian mereka. Ia melihat bagaimana kekayaan alam Indonesia telah dieksploitasi oleh pihak asing tanpa memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia.

Tan Malaka juga mengamati bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia masih belum sepenuhnya berhasil. Meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, namun masih banyak tantangan dan ancaman yang menghadang. Belanda masih berusaha untuk merebut kembali Indonesia dengan cara militer maupun diplomasi. Jepang masih berusaha untuk mempengaruhi Indonesia dengan cara politik maupun ekonomi. Amerika Serikat juga mulai menunjukkan kepentingannya terhadap Indonesia dengan cara ideologis maupun strategis.

Oleh karena itu, Tan Malaka merasa perlu untuk mengajak rakyat Indonesia untuk bersatu dan berjuang demi meraih kemerdekaan seratus persen. Ia ingin agar rakyat Indonesia tidak mudah tergoda oleh janji-janji palsu atau iming-iming materi dari pihak asing. Ia ingin agar rakyat Indonesia memiliki kesadaran nasional dan semangat revolusioner.

Bagaimana Relevansinya dengan Kondisi Indonesia Saat Ini?

Konsep merdeka seratus persen yang dikemukakan oleh Tan Malaka masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Meskipun Indonesia telah menjadi negara merdeka secara de jure, namun masih banyak tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Indonesia secara .

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Indonesia adalah globalisasi. Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antara negara-negara, perusahaan-perusahaan, dan individu-individu di seluruh dunia. Globalisasi memiliki dampak positif maupun negatif bagi Indonesia.

Dampak positif globalisasi adalah Indonesia dapat memperluas pasar, meningkatkan kerjasama, dan memperoleh informasi dari berbagai sumber. Dampak negatif globalisasi adalah Indonesia dapat kehilangan kedaulatan, kemandirian, dan keberagaman. Indonesia juga dapat terjebak dalam jaringan utang, ketergantungan, dan ketimpangan.

Oleh karena itu, Indonesia perlu untuk mengambil sikap yang kritis dan selektif terhadap globalisasi. Indonesia tidak boleh menolak globalisasi secara total, tetapi juga tidak boleh menerima globalisasi secara pasif. Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi.

Salah satu cara untuk menghadapi globalisasi adalah dengan menghidupkan kembali konsep merdeka seratus persen yang dikemukakan oleh Tan Malaka. Indonesia harus mampu mandiri secara mental, budaya, politik, pertahanan, dan ekonomi. Indonesia harus mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan asing.

Indonesia harus mampu mengembangkan potensi dan kekayaan alamnya untuk kesejahteraan rakyatnya. Indonesia harus mampu menjaga identitas, harga diri, dan keberagaman budayanya. Indonesia harus mampu mempertahankan kedaulatan, integritas, dan kesatuan wilayahnya.

Indonesia harus mampu menerapkan sistem sosial yang berkeadilan dan demokratis. Indonesia harus mampu memberdayakan rakyatnya, khususnya petani, buruh, dan nelayan. Indonesia harus mampu menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan inovatif.

Indonesia harus mampu menjadi bangsa yang merdeka seratus persen!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun