Mohon tunggu...
Agus Santosa
Agus Santosa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Sosiologi pada SMA Negeri 3 Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Mengikuti Olimpiade Guru Nasional 2017 #2

1 Desember 2018   17:54 Diperbarui: 1 Desember 2018   18:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai dengan membuka apa yang ada di kotak bernomor 3 yang oleh panitia telah ditempatkan di meja saya. Saya melihat dan tangan saya mencari-cari apa yang ada, tampak di bagian atas: Kalender Tahun 2016 UNY, tiga pak sedotan minum berwarna kuning, merah, dan hijau, kemudian satu pak gelas plastik untuk minum berwarna bening, jarum pentul, selembar kertas bungkus kado, tiga lembar kertas asturo berwarna kuning, hijau, dan jambon, dan sebuah solo-tip bening serta sebuah double-tip putih. Di luar kotak diberikan selembar gabus styrofoam putih yang begitu melihatnya saya kemudian teringat tentang bahayanya kalau bahan ini digunakan untuk mengemas makanan. Kritik diam saya kepada panitia adalah, bahan ini tidak ramah lingkungan.

Saya bingung apa yang akan saya lakukan. Lima sampai dengan 10 menit pertama saya tidak melakukan apa-apa. Grogi juga, karena 13 teman finalis yang lain telah menyentuh dan memulai membuat ecomedia. Saya belum menyentuh bahan-bahan itu, baru melihatnya. Belum tahu media macam apa yang akan saya buat dengan bahan-bahan itu, yang di pikiran saya baru, pertama, media yang akan dibuat harus sederhana, kedua, dengan media itu pesan tersampaikan dengan baik sesuai dengan karakteristik murid-murid saya, dan ketiga, saya mampu membuatnya dengan segala keterbatasan yang saya tuliskan di profil guru, antara lain tidak mampu menulis baik dan rapi.

Saya berniat memulai mengerjakan tugas ini dengan apa yang paling mampu saya lakukan, yaitu membuat RPP, sementara teman-teman finalis lain telah asyik dengan media pembelajaran. Saya melirik satu persatu 13 teman yang lain, karena memang tidak boleh saling komunikasi dan saling bantu atau saling mengganggu di antara para peserta. Seorang teman, pak Haryadi, masih bengong seperti saya, tetapi pandangannya tertuju pada layar laptopnya. Sementara pak Abdul Wahab, tampaknya telah faham tentang media apa yang akan dibuatnya, ia telah memotong gabus styrofoam-nya. Teman-teman yang lain, bu Rita, Pak Firman, Pak Ismail, juga telah mulai asyik dengan bahan-bahan yang disediakan. Bahkan, bu Asteria yang tempatnya berjarak satu peerta di samping kanan saya telah duduk di lantai memotong-motong kardus bekas. Tapi saya tetap yakin bahwa harus mengerjakan dulu hal yang paling mampu saya lakukan: membuat RPP!

Memulai dengan RPP, membuat file, menulis identitas, mengkopi paste KI dari permendikbud 21 Tahun 2016, mengkopi paste KD dari permendikbud 24 Tahun 2016, dan ketika telah sampai pada tahap menyusun IPK (Indikator Pencapaian Kompensi), saya mulai mempunyai bayangan tentang media apa yang harus saya buat. Di IPK pertama, menjelaskan pengertian perubahan sosial, saya menemukan ide untuk memotong nama-nama bulan di kalender bekas. Tulisan nama-nama bulan itu cukup besar. Saya beranggapan bahwa itu dapat saya gunakan untuk mengawali pembahasan tentang konsep perubahan. Sisa kalender yang kertasnya cukup tebal dan edisi luks, saya potong menjadi beberapa dengan ukuran setengah kertas kwarto. Saya mengambil beberapa, saya menuliskan beberapa angka tahun pada setiap lembarnya, 1908, 1928, 1945, 1966, 1988. Itu angka tahun penting yang menunjukkan titik-titik perubahan di Indonesia.

Saya lanjut dengan menuliskan IPK kedua, menjelaskan ruang lingkup perubahan sosial. Sepanjang pengalaman mengajarkan ruang lingkup perubahan, lingkup proses sosial cukup mudah difahami oleh siswa. Saya membayangkan ini akan lebih mudah dibelajarkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan di selembar kertas kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam gelas-gelas plastik yang disediakan. Inilah media yang akan saya buat, masih dalam bayangan. Tetapi tentang lingkup struktur sosial, cukup sulit memahamkan siswa. Saya kemudian memegang styrofoam putih itu, mengambil sedotan minum, dan meletakkan beberapa untuk memvisualisasikan perubahan struktur sosial, dari stratifikasi berbentuk kerucut menjadi berbentuk diamond atau intan. Telah ada dalam bayangan saya tentang media yang akan saya buat.

Saya lanjut dengan RPP. IPK ketiga, baik aspek pengetahuan (KD 3) maupun keterampilan (KD 4), KD 3: membandingkan jenis-jenis perubahan sosial, KD 4: mendiskusikan jenis-jenis perubahan sosial dan mengomunikasikan tentang perbandingan jenis-jenis perubahan sosial. Saya membayangkan proses diskusi kelas, ketemulah ide media yang akan digunakan. Lembaran digulung bertuliskan permasalahan yang akan didiskusikan di kelompok. Karena kelas hanya terdiri atas 13 peserta didik, maka permasalahan yang ada dibagi empat. Masing-masing kelompok nantinya akan mendiskusikan satu permasalahan. Akhirnya saya telah berhasil membuat satu media, dan membayangkan tiga media yang akan saya buat. Jadi di sini, semua IPK yang saya rumuskan saya buatkan medianya.

Ketika menuliskan langkah-langkah pembelajaran dalam satu pertemuan 2 kali 45 menit, bayangan tentang media yang akan saya buat semakin jelas, tetapi saya tidak akan tergesa-gesa membuatnya, saya memilih untuk menyelesaikan RPP yang lengkap terlebih dahulu, termasuk instrumen penilaian serta pedomannya dan lampiran yang berupa bahan ajar. RPP saya selesaikan dalam waktu sekitar 60 menit. Kurang lebih pukul 09.30 saya telah menyelesaikan pembuatan RPP yang benar-benar saya buat baru. Saya teruntungkan dalam laptop saya tersimpan dokumen-dokumen kurikulum dan bahan ajar, sehingga saya dapat melakukan salin-tempel untuk KI dan KD dan bahan ajar sebagai lampiran RPP mengenai pengertian, ruang lingkup, dan jenis-kenis perubahan sosial.

Saya istirahat sejenak, menggeliatkan badan. Saya melihat teman-teman saya masih asyik dengan proses membuat media pembelajaran. Semua asyik terdiam, komunikasi dan interaksi antar-teman hanya melalui pandangan mata atau saling tersenyum saja. Iseng saya melihat para dewan yuri sedang apa, dengan pak Grendy pandangan mata kami bertemu, begitu melihat saya beliau tersenyum, barangkali cukup terhibur melihat kebingungan saya.

Saya lanjut dengan membuat media tentang perubahan dalam lingkup struktur sosial. Selembar gabus putih itu saya letakkan di atas meja. Kemudian mengambil sepak sedotan minum, saya ambil beberapa untuk menggambarkan struktur sosial masyarakat. Saya letakkan sedotan-sedotan itu secukupnya sehingga membentuk dua macam bentuk stratifikasi sosial, pertama stratifikasi sosial masyarakat sederhana yang berbentuk kurucut dan pada masyarakat industri maju yang berbentuk diamond. Saya kemudian berfikir bagaimana merekatkan sedotan-sedotan itu di atas gabus. Saya oleskan lem pada sebatang sedotan, saya melekatkannya di permukaan styrofoam, ternyata tidak dapat melekat. Saya mencoba menggunakan staples kertas, cekrek, suara alat itu memecah keheningan, tidak dapat merekat. Jarum staples tidak dapat memegang sedotan minum itu di atas styrofoam. Saya eksperimen lagi, menggunakan jarum pentul, ternyata panjang jarum pentul melebihi ketebalan gabus, sehingga media menjadi tidak aman. Saya bingung. Melihat kiri kanan. Ada seorang teman yang sedang mengoleskan lem UHU di sebuah balon untuk direkatkan di styrofoam. Saya mengikuti jejak beliau, mengambil sebotol lem UHU yang disediakan oleh panitia sebagai fasilitas umum yang diletakkan di meja di tengah ruang, mengoleskan lem UHU di sebatang sedotan minum, mencoba melekatkan di permukaan styrofoam, dan berhasil. Yess. Puas. Plong rasanya. Kebingungan saya hilang. Saya memulai membuat media yang satu ini hingga selesai dalam bentuk kasarnya pada kurang lebih pukul 11.50. Dewan yuri mengumumkan bahwa 10 menit lagi waktu istirahat, semua peserta harus di berada luar ruang pada waktu istirahat. Pada 10 menit menjelang istirahat saya gunakan untuk melihat-lihat dan mencermati RPP yang telah saya ketik di laptop, dan melakukan perbaikan di beberapa bagian.

Waktu istirahat

Waktu Istirahat yang diberikan adalah 60 menit. Kami gunakan itu untuk makan siang sambil saling bercerita yang telah kami lakukan. Di antara kami terasa menjadi semakin dekat dan akrab. Mungkin ini karena nasib yang sama dalam membuat media. Peserta muslim dan muslimah pun kemudian berjamaah shalat dhuhur di mushola fakultas. Perjalanan menuju mushola pun masih dibumbui perbincangan tentang ecomedia. Ketika shalat, bahkan, di pikiran saya melayang-layang ingatan tentang ecomedia. Ecomedia benar-benar merupakan pengalaman pertama saya, maka saya merasakan betul tentang kegiatan ini yang dinamakan workshop eksperimen. Sebagai pengajar sosiologi, saya punya pemikiran bahwa ilmu-ilmu sosial itu jauh dari kegiatan-kegiatan yang sifatnya eksperimental, terkait dengan social cost yang ditimbulkannya. Tetapi kali ini, saya dan teman-teman guru sosiologi harus bereksperimen tentang media pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun