Mohon tunggu...
Agsa Bagaskara
Agsa Bagaskara Mohon Tunggu... Operator - Seminaris

Dimas anjayy mabar professional!!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Independensi dalam Menghadapi Keabsurdan Hidup Menurut Stoisisme

13 Agustus 2022   22:16 Diperbarui: 13 Agustus 2022   23:45 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Friedrich Nietzsche – salah seorang filsuf eksistensialis – mengungkapkan demikian: “... Kepercayaan akan Allah adalah pelarian yang paling mudah untuk memecahkan persoalan, tetapi tidak tepat mengena inti permasalahan, maka juga tidak efektif sebagai jalan keluar...”. Jika Tuhan sungguh baik, mengapa Dia mengirimkan wabah COVID-19 dan mendatangkan penderitaan serta kematian kepada banyak orang tanpa terkecuali? 

Berharap pun juga hal yang sia-sia karena masa depan pun bersifat misterius dan absurd. Pada akhirnya, segala bentuk manifestasi makna yang ada di dunia ini hanyalah kesia-siaan, nihil adanya, dan absurd.

Kalau hidup ini memang seabsurd itu untuk dijalani, bukankah lebih baik manusia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri? Memang, dalam konteks absurditas, bunuh diri tidak perlu dipersoalkan. Namun, Camus menentang perbuatan bunuh diri – secara biologis maupun filosofis – karena bunuh diri itu sendiri tidak memberikan pemecahan masalah atas absurditas. 

Kematian itu sendiri absurd, penuh dengan misteri dan ketidakpastian, masakan persoalan tentang absurditas hidup dijawab pula dengan absurditas yang lain? Intinya, perbuatan bunuh diri justru akan semakin mendukung dan memperkuat absurditas. Lantas, dihadapan absurditas hidup ini, apa yang harus dilakukan oleh manusia?

Belajar dari Sisifus, manusia sebenarnya tetap dapat hidup dengan bahagia tanpa memiliki makna. Tidak seharusnya manusia berusaha mencari makna karena hal tersebut hanyalah sebuah pelarian sia-sia dari absurditas dan kekosongan yang memang sudah menjadi realitas kehidupan dan dunia. 

Camus mengemukakan bahwa manusia harus menerima kenyataan dunia yang absurd ini dengan bahagia, lalu “memberontak” agar manusia tidak terlindas begitu saja oleh tragedi kehidupan yang absurd ini. 

Memberontak dalam konteks ini berarti berani independen, memilih bahagia bukan karena pencarian makna yang sia-sia, namun bahagia karena “aku sendirilah yang memutuskan untuk jadi bahagia”. Hal ini selaras dengan apa yang diajarkan oleh filsafat Stoisisme.

Tidak seperti filsafat lain yang cenderung mencari makna atas kehidupan yang terjadi di sekitar manusia, Stoisisme justru mengajarkan manusia untuk “abai” terhadap segala sesuatu yang berada di luar pribadi manusia. Dalam Stoisisme dikenal suatu dikotomi bernama “dikotomi kendali”. 

Dalam dikotomi kendali ada dua pemisahan hal-hal yang ada di dunia, yakni “hal-hal yang berada di dalam kendaliku”, dan “hal-hal yang berada di luar kendaliku”. “Hal-hal yang berada di dalam kendaliku” ialah jiwa, pikiran (rasio), dorongan, dorongan untuk menolak, hasrat, opini, penilaian, dan segala sesuatu yang terkait dengan pikiran serta tindakan kita; semuanya itu bersifat internal dalam diri kita.

Sedangkan, “hal-hal yang berada di luar kendaliku” ialah nasib, tubuh, relasi, harta kekayaan, kekuasaan, opini orang lain, tindakan orang lain, iklim, cuaca, kelahiran, umur, reputasi, keluarga, kehormatan, popularitas, trend, pandemi COVID-19, dan lain sebagainya yang bersifat tidak dapat kita inginkan secara sepenuhnya; semuanya itu eksternal di luar diri kita. 

Manusia tidak dapat mencari dan menggantungkan kebahagiaan dan makna hidupnya pada hal-hal yang tidak dapat ia kendalikan; perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang irasional, absurd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun