Aku hampir putus asa. Sepertinya aku tidak bisa pulang. Aku kehabisan akal. Aku lanjut saja bernyanyi sambil menangis tersendu-sendu. Barangkali ada yang mendengar, pikirku. Rupanya, mamak mendengar suaraku.
"Walah ngigau lagi. Ini sudah siang, Kak. Bangun!"
 Aku mencium aroma ikan asin goreng. Walah, aromanya itu lho membuatku lapar. Aku bangkit dari liang kubur, eh, tempat tidur maksudku. Kuperhatikan bantal basah karena air mata, air liur, dan ingus.
Sekian
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!