Tanaman berkambium unik yang memiliki nodul akar untuk fiksasi nitrogen, Parasponia andersonii pun ditemukan di hutan TNBTS. Satwa langka seperti macan tutul (Panthera pardus melas), macan kumbang, elang bondol (Haliastur indus), dan lutung jawa (Trachyoithecus auratus auratus) terekam keberadaannya melalui camera trap.Â
Selain fungsi ekologis (menjaga biodiversitas flora dan fauna), kawasan hutan TNBTS juga memiliki fungsi hidrologis sebagai penyimpan sumber air bagi masyarakat desa. Seiring berjalannya waktu, keanekaragaman hayati dan kelestarian hutan di TNBTS menghadapi ancaman serius karena fragmentasi habitat (landuse change).
Dampak alih guna lahan ditandai dengan berkurangnya biodiversitas, kurangnya tegakan tanaman pohon, Â kebakaran pada beberapa wilayah restorasi serta mulai mengeringnya aliran air pada air terjun Trisula (Coban Trisula), serta kualitas air yang menurun akibat erosi, limpasan permukaan, dan aplikasi pupuk pada lahan monokultur.Â
Gunung bromo yang terus aktif dan bahkan meningkatnya pelepasan asap sulfur dalam kurun 5 tahun terakhir serta pencemaran lingkungan dari para wisatawan atau sebagian penduduk lokal juga memperburuk kondisi pertumbuhan tanaman restorasi di wilayah TNBTS.
Nah, bagaimana menurut kalian? Sudah paham kan seberapa pentingnya hutan bagi kehidupan kita? Mungkin sebagian dari kamu masih bingung, apa sih gunanya mempelajari dan menjaga hutan yang bukan berada di daerah sekitar tempat tinggal kita?
Ya, Alasan utama yang sering terlupakan oleh sebagian orang adalah tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon terbesar, yang mana akan berdampak terhadap produksi oksigen dunia dan pengurangan jumlah gas rumah kaca penyebab fenomena global warming.
Oh ya, pada halaman berikutnya ada dokumentasi singkat tentang magang kami di TNBTS 2016 silam, silahkan ditonton ya!
1. Magang di TNBTS
2. World Soil Day di Ranu Pane TNBTS