Mohon tunggu...
Rana Farrasati
Rana Farrasati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Agriwatch - share knowledge and information about agriculture nowadays!

full time researcher, half time illustrator and musician.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jantung Kehidupan Suku Tengger

13 Juli 2018   16:17 Diperbarui: 13 Juli 2018   16:49 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman berkambium unik yang memiliki nodul akar untuk fiksasi nitrogen, Parasponia andersonii pun ditemukan di hutan TNBTS. Satwa langka seperti macan tutul (Panthera pardus melas), macan kumbang, elang bondol (Haliastur indus), dan lutung jawa (Trachyoithecus auratus auratus) terekam keberadaannya melalui camera trap. 

Selain fungsi ekologis (menjaga biodiversitas flora dan fauna), kawasan hutan TNBTS juga memiliki fungsi hidrologis sebagai penyimpan sumber air bagi masyarakat desa. Seiring berjalannya waktu, keanekaragaman hayati dan kelestarian hutan di TNBTS menghadapi ancaman serius karena fragmentasi habitat (landuse change).

Olah pribadi
Olah pribadi
Pada tahun 2016, saya dan teman-teman dari Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, mendapatkan kesempatan melakukan magang kerja dan penelitian di kawasan TNBTS, Resort Trisula. Berdasarkan hasil penelitian dan observasi lapang pada hutan terdegradasi dan hutan alami (utuh), beragam tanaman dan jamur ditemukan di sepanjang perjalanan. Namun, di lain sisi dampak buruk dari alih guna lahan hutan lindung menjadi tanaman monokultur dan pemukiman warga, serta penebangan liar sangat terlihat jelas.

Dampak alih guna lahan ditandai dengan berkurangnya biodiversitas, kurangnya tegakan tanaman pohon,  kebakaran pada beberapa wilayah restorasi serta mulai mengeringnya aliran air pada air terjun Trisula (Coban Trisula), serta kualitas air yang menurun akibat erosi, limpasan permukaan, dan aplikasi pupuk pada lahan monokultur. 

Gunung bromo yang terus aktif dan bahkan meningkatnya pelepasan asap sulfur dalam kurun 5 tahun terakhir serta pencemaran lingkungan dari para wisatawan atau sebagian penduduk lokal juga memperburuk kondisi pertumbuhan tanaman restorasi di wilayah TNBTS.

Nah, bagaimana menurut kalian? Sudah paham kan seberapa pentingnya hutan bagi kehidupan kita? Mungkin sebagian dari kamu masih bingung, apa sih gunanya mempelajari dan menjaga hutan yang bukan berada di daerah sekitar tempat tinggal kita?

Ya, Alasan utama yang sering terlupakan oleh sebagian orang adalah tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon terbesar, yang mana akan berdampak terhadap produksi oksigen dunia dan pengurangan jumlah gas rumah kaca penyebab fenomena global warming.

Dokpri
Dokpri
Oleh karena itu, setelah mengetahui betapa pentingnya hutan bagi kehidupan kita, maka kita harus menjadi wisatawan yang bijak dan peka lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menaati peraturan yang berlaku untuk melestarikan hutan dan fungsinya, serta menjaga keberlanjutan dan tradisi budaya pada kawasan TNBTS dan hutan-hutan di Indonesia.

Oh ya, pada halaman berikutnya ada dokumentasi singkat tentang magang kami di TNBTS 2016 silam, silahkan ditonton ya!

1. Magang di TNBTS

2. World Soil Day di Ranu Pane TNBTS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun