Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perang "Tlethong" Selepas Sahur, Kenangan "Gila" Masa Kecil

14 Maret 2024   09:49 Diperbarui: 14 Maret 2024   10:20 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuk, balik ke cerita masa lalu. Ternyata ada juga kegiatan positif. Misalnya, mengasah jiwa entrepreneur ala anak kampung. Saat itu, karena yang punya televisi dan video---untuk nonton film kartun dan action anak-anak---masih sangat jarang, mereka jualan "tiket". Uniknya, tiket ini dibayar dengan berburu ciplukan, semacam tanaman bauh ceri di sawah. Atau dibayar pakai buah talok alias kersen. Buah yang kini makin jarang itu biasanya diburu di pinggir jalan atau pematang sawah. Susah-susah gampang karena kadang jadi rebutan. Kadang, saking pengennya nonton film, anak yang tak kebagian buah buat bayar, rela tukar barang. Misalnya kelereng atau gundu. Tawar-menawar pun terjadi. Gayeng. Kadang gontok-gontokan. Rebutan buah pun terjadi akibat merasa kelereng yang dimiliki lebih mahal harganya dari buah yang jadi objek pertukaran. 

Makin besar, kegiatan selepas sahur makin bergeser. Apalagi dengan dominasi acara televisi. Makin jarang yang terlihat bermain bersama. Apalagi kalau sudah masuk zaman gadget. Semua terpaku pada gawai masing-masing. Menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh. Bayangkan, game seperti mobile legend mampu membuat anak-anak dan remaja terpaku pada benda seukuran kartu remi itu. Nonton film ramai-ramai berbayar buah ciplukan atau talok kini sudah berubah ke nonton Youtube masing-masing. 

Kalau sudah begini, kok tiba-tiba merasa ada yang berbisik... piyeee, isih penak sahur zamanku to?   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun