Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Money

Donald Trump dan Trampolin Effect

15 November 2016   13:51 Diperbarui: 15 November 2016   14:01 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
taken from http://www.boredpanda.com/donald-trump-election-caricatures/?page_numb=2

Ingin menggoreng? Beberapa rumah ada pohon kelapa yang siap petik. Dari kelapa itulah kami sering kali membuat minyak goreng sendiri. Ampas kelapa diproses, minyaknya disaring, lalu ampasnya jadi areh, yang sekarang sering jadi bumbu tambahan untuk gudeg.

Butuh cabai, bawang merah, bawang putih, bumbu dapur, garam, gula? Hmm… sering kali kami saling memberi antar-tetangga karena kami saling menanam mandiri beberapa tanaman tadi. Kalau pun tidak ada, membeli di warung terdekat pun harganya sangat terjangkau. Sebab, hampir semua dijual tanpa melibatkan tengkulak yang memperpanjang rantai jual beli. Butuh apa-apa, tanam sendiri, “Trump”-il (baca: terampil) mandiri.

Mengingat masa itu, saya jadi sadar, betapa kita sangat kaya. Semua mudah didapat, asal mau saling kerja sama. Tapi itu dulu!!! Itu komentar orang yang saya ceritakan tentang hal ini.

Di sinilah yang saya sebut Trampolin Effect itu seharusnya (baca: sudah waktunya) membuat kita sadar kembali. Kita sudah sebaiknya kembali menggunakan produk-produk lokal dalam negeri. Banyak sekali produk asli Pertiwi yang juga berkualitas. Pun kalau masih belum dianggap sebaik produk asing, membeli ke produk sendiri akan menumbuhkan  kesejahteraan negeri.

Mari kita coba berhitung dari hal yang paling sering kita beli. Sembako, kebutuhan sehari-hari, hingga kebutuhan sampingan seperti hiburan.

Beras, yang produk lokal masih banyak kita jumpai. Gula? Ini juga banyak yang asli dalam negeri. Sabun, shampo, alat mandi? Sekarang mulai banyak produk lokal seperti produk dari Mustika Ratu, Sariayu, hingga merek tradisional yang belum sempat terkenal. Hiburan? Kenapa tidak coba liburan ke dalam negeri? Mahal sedikit, tapi uangnya masuk untuk pengusaha dalam negeri. Baju, sepatu, atau pernik lainnya, sadarilah bahwa sudah banyak merek lokal yang berkualitas internasional.

Penduduk Indonesia saat ini sekitar 250 juta jiwa. Sebut saja yang usia produktif dan mampu belanja sekitar 30%-nya, atau sekitar 75 jutaan. Kalau masing-masing mampu (baca: MAU) belanja produk dalam negeri Rp400 ribu sebulan atau Rp100 ribu per minggu, artinya perputaran produk dalam negeri menghasilkan pendapatan kotor Rp400 ribu x 75 juta = Rp30 triliun per bulan atau sekitar Rp360 triliun setahun!!! Dan hebatnya, uang itu terus bisa berputar untuk membangun kita sendiri, bukan mengalir ke luar negeri! Itu baru Rp400 ribu sebulan per orang produktif. Bagaimana kalau pelan-pelan dinaikkan ke angka lebih besar. Lalu, jika UMR Rp3 juta, misalnya sampai 50% saja konsumsi untuk produk dalam negeri asli, jumlah uang yang berputar bisa Rp1,5 juta x 75 juta x 12 bulan = Rp1350 triliun atau separuh lebih APBN kita!

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Inilah Trampolin Effect yang saya maksud dari kisah kemenangan Trump di Amerika sana. Trump bisa mengajarkan kita Trump-il dan mandiri. Itu kalau kita MAU dan SADAR. Tak perlu bicara soal ancaman ekonomi, tak perlu juga berpikir bagaimana nanti. Tapi kalau kita mau memulai, yang terhitung dengan matematika tadi sudah memperlihatkan potensi asli bangsa kita. Kita bisa, asal mau. Seperti buah pepaya yang tumbuh di halaman sempit rumah saya. Meski awalnya hanya dari biji asal tumbuh, kini sudah membesar dan siap dibagi-bagi ke tetangga. Ah… betapa rindunya saya pada masa-masa bertetangga seperti itu. Yuk, mari kembali cintai, konsumsi, dan gunakan produk-produk asli negeri sendiri. Mari bangga, memakai produk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun