Hari H tanggal 6 Agustus 2016—tepat menjelang 3 hari bandara resmi dioperasikan—akhirnya sampai juga. Kami disambut langsung oleh Profesor Rhenald Kasali sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura II. “Ini adalah sejarah anak bangsa karena 100 persen didesain, dibuat, dan didanai oleh Indonesia!” Merinding langsung mendengar ucapan itu, dan lebih merinding lagi saat mulai berkeliling.
Ornamen batik dan kain khas Indonesia di tiap kontercheck in menyapa langsung setiap calon penumpang. Desain atap dengan lekukan diamond memendarkan cahaya indah yang membuat ruangan bermandikan kilauan keindahan. Saat mulai menjejak masuk ke ruang tunggu bandara, jajaran tokoh ternama Indonesia terpampang. Mulai dari barisan para mantan (Presiden dan pejabat), seniman Benyamin hingga petinju Chris John. Munculnya wajah-wajah ramah asli Indonesia ini membuat tiap orang serasa disapa… Hey.. selamat datang di Indonesia! Yes.. satu spot potret keren langsung didapat!
Turun ke lantai menjelang pemberangkatan terpampang aneka seni lukis dengan aroma sangat Indonesia. Lukisan Soekarno Hatta dan beberapa pejabat lain lagi-lagi dihadirkan seolah menegaskan, Hey Bung… Kau ini memang di Indonesia, bukan di bandara yang sering kau bangga-banggakan itu! Yes, tongkat selfie pun segera beraksi.
Satu lagi “tes” yang saya lakukan untuk melihat apakah suatu tempat menyenangkan atau tidak adalah dengan melihat toiletnya. Jreng… jreng… Inilah salah satu tempat pipis paling nyaman. Ada selang di setiap WC, sehingga bagi yang ingin lebih bersih setelah buang hajat tak kerepotan. Bandingkan dengan bandara negeri maju lain, biasanya hanya tersedia tisu… Ah.. lagi-lagi saya merasa, ini memang Indonesia yang keren!
Perjalanan mengelilingi bandara yang katanya—seharusnya bolak balik in total 5 km-an, karena dari ujung ke ujung sekitar 2,5 km—sungguh tak berasa lelah. Memang di sana-sini masih banyak pekerjaan yang sedang digarap. Tapi kalau melihat sisi operasional, dari mulai masuk, daftar check in, memasukkan bagasi, tempat jajan-jajan cantik, hingga ke garbarata dan ruang tunggu, rasa-rasanya semua sudah siap ON ketika dibuka resmi nanti.
Iseng, saya tanya ke salah satu tukang yang sedang bekerja. “Mas, ini bandara belum jadi kok masnya semangat banget membersihkan kaca-kacanya?”
“Tugas saya memang hanya sepele Pak. Membersihkan kaca-kaca yang terlihat kotor. Tapi kalau nanti beneran tamu-tamu datang dan banyak yang selfie, saya bakal ikutan bangga. Meski belum pernah naik pesawat, tapi saya sudah ikut merawat bandara yang keren ini.”
Ah Mas… kata-katamu itu membuat saya leleh… Ntar sampeyan saya jadikan inspirator ya…
Bangganya saya, ternyata Indonesia itu memang keren! Bandaranya keren, orang-orangnya juga keren! Anda yang baca keren juga kan? Yuk, bangga dan cintai produk-produk ASLI Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H