Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Indonesia Memang Keren!

8 Agustus 2016   04:05 Diperbarui: 8 Agustus 2016   07:20 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


DULU, kalau sedang dapat kesempatan jalan-jalan ke luar negeri, hampir selalu hal pertama yang dilakukan ketika mendarat adalah foto-foto di bandara. Bukan apa-apa. Kalau mau membandingkan dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta (BISH) versi jadul, harus diakui kalimat pertama yang muncul selalu… keren! Hiburan ada, belanja banyak, nongkrong cantik lengkap, spot-spot foto gaya juga di mana-mana. Apalagi kalau transit di negeri tetangga Singapura atau Malaysia. Hmm.. terbayang masuk ke mal megah. Coba bandingkan dengan bandara kita, mirip apa ya… pasar mungkin?

Untung dalam kamus besar bahasa Indonesia ada kata DULU! Ya, itu DULU alias beberapa tahun silam. Sejak Terminal 3 BISH dibangun, kita sudah mulai punya spot-spot keren untuk foto-foto di bandara. Yang suka terbang naik Air Asia pasti paham, betapa Terminal 3 ketika jadi langsung membuat perbedaan signifikan dibanding terminal 1 dan 2. Dibuat dengan desain sangat ramah cahaya, banyak kaca, modern, membuat Terminal 3 sudah makin layak untuk membuat kita merasa optimis.

Lalu tiba-tiba, di sebelah persis Terminal 3, ada pembangunan baru. Saya yang sempat melihat awal-awal pembangunan itu dari poster besar yang ditempel di sekitaran bandara langsung bertanya-tanya, kapan jadinya? Dilihat sepintas dari gambaran rencana bandara itu, sungguh keren. Desainnya modern, apik, cantik kalau benar-benar terwujud. Kenapa saya sempat sangsi? Lagi-lagi karena “kesan” pembangunannya yang lambat, kok lama betul?

Tapi, lagi-lagi, untung ada kata, itu DULU! Setelah beberapa kali menyambangi bandara buat mampir transit, mampir pipis, dan mampir jajan, saya melihat gambar poster besar itu pelan-pelan [pelan versi tukang kritik yang hanya bisa mengkritik tapi belum bisa kasih solusi] jadi nyata.

“Mas, yang ditutupin seng itu apa sih?” tanya saya sama sopir taksi bandara.

“Wah… kalau denger gosip teman-teman sopir, itu bakal ngalahin bandara Changi,” sebut sopir.

“Changi itu di mana ya Mas?” uji saya.

“Nggak tahu Mas, tapi pokoknya katanya kalau sudah jadi, bakal super duper keren bikin beken,” sebut mas Sopir lebay.

Itu percakapan saya dengan sopir taksi bertahun-tahun lalu. Isu bandara super keren itu memang membuat mereka takjub. Bahkan meski mereka tak tahu Changi itu bandara Singapura. Setakjub saya saat mengintip terminal baru itu kalau pesawat landing dan diparkir dekat sana. Sayang, pemandangan indah itu selalu tertutup seng. Benar-benar seng ada lawan!

Tiba-tiba, sebuah undangan di grup Writers datang. Rombongan Asosiasi Penulis dan Inspirator Seluruh Indonesia (Aspirasi) diundang untuk melihat-lihat bandara yang sebelumnya dikenal sebagai Terminal 3 Ultimate itu. Bayangan seng-seng itu langsung hilang!

Hari H tanggal 6 Agustus 2016—tepat menjelang 3 hari bandara resmi dioperasikan—akhirnya sampai juga. Kami disambut langsung oleh Profesor Rhenald Kasali sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura II. “Ini adalah sejarah anak bangsa karena 100 persen didesain, dibuat, dan didanai oleh Indonesia!” Merinding langsung mendengar ucapan itu, dan lebih merinding lagi saat mulai berkeliling.

Ornamen batik dan kain khas Indonesia di tiap kontercheck in menyapa langsung setiap calon penumpang. Desain atap dengan lekukan diamond memendarkan cahaya indah yang membuat ruangan bermandikan kilauan keindahan. Saat mulai menjejak masuk ke ruang tunggu bandara, jajaran tokoh ternama Indonesia terpampang. Mulai dari barisan para mantan (Presiden dan pejabat), seniman Benyamin hingga petinju Chris John. Munculnya wajah-wajah ramah asli Indonesia ini membuat tiap orang serasa disapa… Hey.. selamat datang di Indonesia! Yes.. satu spot potret keren langsung didapat!

Turun ke lantai menjelang pemberangkatan terpampang aneka seni lukis dengan aroma sangat Indonesia. Lukisan Soekarno Hatta dan beberapa pejabat lain lagi-lagi dihadirkan seolah menegaskan, Hey Bung… Kau ini memang di Indonesia, bukan di bandara yang sering kau bangga-banggakan itu! Yes, tongkat selfie pun segera beraksi.

Satu lagi “tes” yang saya lakukan untuk melihat apakah suatu tempat menyenangkan atau tidak adalah dengan melihat toiletnya. Jreng… jreng… Inilah salah satu tempat pipis paling nyaman. Ada selang di setiap WC, sehingga bagi yang ingin lebih bersih setelah buang hajat tak kerepotan. Bandingkan dengan bandara negeri maju lain, biasanya hanya tersedia tisu… Ah.. lagi-lagi saya merasa, ini memang Indonesia yang keren!

Perjalanan mengelilingi bandara yang katanya—seharusnya bolak balik in total 5 km-an, karena dari ujung ke ujung sekitar 2,5 km—sungguh tak berasa lelah. Memang di sana-sini masih banyak pekerjaan yang sedang digarap. Tapi kalau melihat sisi operasional, dari mulai masuk, daftar check in, memasukkan bagasi, tempat jajan-jajan cantik, hingga ke garbarata dan ruang tunggu, rasa-rasanya semua sudah siap ON ketika dibuka resmi nanti.

Iseng, saya tanya ke salah satu tukang yang sedang bekerja. “Mas, ini bandara belum jadi kok masnya semangat banget membersihkan kaca-kacanya?”

“Tugas saya memang hanya sepele Pak. Membersihkan kaca-kaca yang terlihat kotor. Tapi kalau nanti beneran tamu-tamu datang dan banyak yang selfie, saya bakal ikutan bangga. Meski belum pernah naik pesawat, tapi saya sudah ikut merawat bandara yang keren ini.”

Ah Mas… kata-katamu itu membuat saya leleh… Ntar sampeyan saya jadikan inspirator ya…

Bangganya saya, ternyata Indonesia itu memang keren! Bandaranya keren, orang-orangnya juga keren! Anda yang baca keren juga kan? Yuk, bangga dan cintai produk-produk ASLI Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun