"Sebenarnya, kehidupan anak rantau itu gimana sih?"
"Jadi anak rantau itu enak, ya. Bisa keluar kemana aja."
"Katanya, kalau udah jadi anak  rantau bakal tahu banyak soal di dunia luar."
"Din, kalau orang tua lu telat ngirim uang, elu makan gimana? Kalo gua mah, kagak kuat dah."
Yaps, banyak banget nih pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika kita mulai menginjak usia dewasa, apalagi bagi teman-teman yang duduk di bangku SMA kelas 12 dan sebentar lagi mau lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu masuk ke perguruan tinggi. Tidak kebayangkan, bagaimana ketika teman-teman sekalian berada di tahap ini?Â
Bagaimana jadinya nasib teman-teman kalau sudah keluar dari kampung halaman, terus ke tempat yang teman-teman sendiri belum pernah tahu kehidupan di sana? Apalagi buat teman-teman yang apa-apa masih dibantu sama mama papa, eh tiba-tiba harus jauh dari orang tua. Bagaimana ya? Tidak sedikit dari teman-teman yang merasa takut akan hal ini. Belum mencoba aja, sudah ciut nyalinya.
Nah, untuk pertama kalinya, saya mau nge-review tentang kehidupan di tanah rantau atau lebih tepatnya, apa saja yang dialami baik suka maupun dukanya anak rantau berdasarkan pengalaman penulis lewat artikel ini. Apa saja? Simak yuk!
Anak Rantau:
Duka Menjadi- Demam kampung halaman
Nih ya, untuk teman-teman yang merantau baik itu karena alasan kuliah atau kerja, pasti sering merasakan hal ini. Kalau pun tidak sering, setidaknya pernahlah, ya. Berasa pengen pulang, rindu rumah. Tiap malam atau lebih tepatnya jam 12 malam dimana semua orang tertidur lelap, pasti ada aja yang mimpiin rumah. Ingat kampung halaman terus-terusan, lalu tiba-tiba berlinangkan air mata. Sedih ya, hi-hi :-D
- Kesepian
Baik ekstrovert atau introvert, pernah berada di posisi ini. Suasana di rumah, nyatanya berbeda dengan suasana di tanah rantau. Mungkin, kalau di rumah kelihatan ramai, kumpul dengan saudara, santai sambil ngopi sama-sama, apa-apa sama. Eh, giliran di tanah rantau sepi banget. Iya sih, kalau ke kampus mungkin masih ramai lah ya, masih banyak teman kuliah yang mengajak jalan walau hanya keliling kampus seharian. Tapi, bagaimana kalau sudah balik ke kosan? Tidak ada yang tahu.
- Semua dikerjakan sendiri
Nih ya, teman-teman kalau sudah merantau apalagi ngekos tanpa ada sanak saudara, pasti apa-apa dikerjakan sendiri. Sadar tidak sih? Pernahkah teman-teman pergi ke pasar tuh saat sudah kelaparan? Kalau tidak masak sendiri, siapa yang mau masakin buat kamu? Hitung uang belanjaan pun, mesti sendiri. Kalau di rumah, bodoh amat sama yang namanya uang kan sudah ada orang tua yang mengurusnya, kamu tinggal makan saja. Di tanah rantau, kamu puyeng urus hal itu. Berasa seperti ibu-ibu, ya? Fix, no debat!
- Telat dapat kiriman
Serius, hal seperti ini sangat menguji kesabaran. Apalagi kalau sudah akhir bulan, lalu krisis moneter pun bakal terjadi di kosanmu. Makan aja kurang-kurang, apalagi mau nongkrong dengan teman-teman? Di situ, kamu bakal duduk sendiri di kosan meratapi nasib.
Terlepas dari semua itu, tidak semua kehidupan anak rantau tuh tentang duka, lho. Ada juga sukanya. Apa aja? Ini dia,
Suka Menjadi Anak Rantau:
- Mandiri
Nah, hikmah yang kamu dapat dari semua masalah kamu tuh ya ini. Kamu dilatih untuk menjadi sosok yang mandiri. Misalnya nih, ketika ATM mu tertelan di mesin ATM, siapa yang mau urus? Tunggu Doraemon datang dulu dengan kantong ajaibnya untuk mengambilkan ATM-mu yang tertelan, apakah seperti demikian? Hei, itu tuh hanya ada di kartun mana ada di kehidupan nyata. Kalau ada, hancur sudah masa muda kalian hanya untuk bermalas-malasan.
Di setiap masalah yang ada, kamu tuh bisa selesaikan sendiri. Udah bukan anak papi mami lagi. Dewasa banget deh.
- Manajemen keuangan
Kamu tuh bakal pandai mengelola keuangan kamu sendiri. Yang tadinya boros, bakal lebih bijak mengeluarkan uang. Buktinya, tiap akhir bulan, kamu masih bisa makan walau kurang-kurang. Percaya tidak percaya, uang yang tiap kali dikirim orang tua tiap awal bulan bakal kamu sisihkan dan uang itu bakal kamu ambil lagi ketika sudah waktunya. Wah, hebat bukan?
- Manajemen waktu
Hikmah yang satu ini, bakal kamu dapatkan juga ketika sudah merantau. Di rumah mungkin kamu sering bangun kesiangan, tapi tetap aja ada yang ingatin bangun. Siapa lagi kalau bukan mama? Sedangkan di tanah rantau, kamu mesti bangun sendiri. Bagi yang suka telat, pasti bakal pasang alarm sekencang-kencangnya hingga tetangga kos pun ikut bangun. Itu tuh kamu lakukan agar kamu tidak telat masuk kelas. Baik kuliah online atau offline, hal tersebut tetap akan kamu jalankan. Apalagi kalau yang masuk dosen killer, kamu akan berusaha bagaimana supaya kamu masuk sebelum dosen tersebut.
Contoh lainnya, ketika kamu ikut organisasi kebetulan ada rapat kerja, kamu bakal datang lebih tempo dari yang lain untuk menghadiri rapat tersebut. Eh, tapi ketika rapatnya belum juga mulai sesuai jadwal yang sudah ditentukan, ditambah lagi peserta rapat banyak yang telat, mood kamu langsung berubah seketika. Kamu bakal merasa itu tuh semua cuma buang-buang waktu saja. Kamu sadar tidak sih, kalau yang kamu rasakan itu menunjukkan kalau kamu sedang memanajemen waktu? Bagi kamu itu, waktu adalah uang.
Koneksi yang banyak
Dengan kamu berkuliah atau bekerja di tempat lain lalu bertemu dengan orang lain, itu akan memperbanyak jumlah kenalan kamu. Di saat kamu susah, tidak ada keluarga di sisimu, orang-orang itulah yang nantinya akan membantu kamu. Menjalin kekerabatan dengan orang lain di tanah rantau, kamu juga akan dapat koneksi yang lebih banyak. Apalagi kalau kamu orang yang pandai bergaul, pandai menempatkan diri, nih bakal cepat banget dapat koneksi. Orang-orang akan sangat menyukai kamu.
Kalau di kampus kamu akrab dengan teman-teman, akrab dengan dosen, tambah lagi kamu pintar dalam hal akademik atau non akademik, fix ketika kamu lulus kuliah kamu bakal menjadi salah satu yang akan direkomendasikan oleh para dosen di dunia kerja atau ketika ada beasiswa untuk lanjut S2. Dan ini nih, sudah terbukti ampuh. Katanya, orang dalam itu penting. Hi-hi :-D
- Pengalaman baru
Kamu akan mendapatkan sensasi yang beda dari yang sebelum-sebelumnya. Akan banyak pengalaman-pengalaman baru yang akan kamu alami. Kamu yang dulunya tidak pandai memasak, sekarang jadi pandai, lalu mulai terbiasa cuci baju sendiri, hingga pengalaman buruk pun akan kamu alami seperti dimarahi oleh ibu kos karena telat bayar uang kos, berantem dengan teman atau tetangga kos yang lain karena hal sepele, dan masih banyak lagi.
Itu tuh tidak akan kamu dapat selagi kamu masih berada di samping orang tua. Kalaupun dapat, tidak akan sama dengan orang-orang yang pergi merantau. Plis, deh! Keluar dari zona nyamannya  kamu.
- BersyukurÂ
Terakhir, kamu akan lebih merasakan bagaimana caranya bersyukur. Bersyukur dengan semua keadaan yang kamu alami selama merantau.
Tips Menjadi Anak RantauÂ
Sedikit tips dari saya agar kamu bisa merasakan bagaimana menjadi anak rantau, yaitu:
Tetapkan target kamu selesai SMA mau lanjut ke mana dan mau ngapain.
Perhatikan kondisi keuangan keluarga kamu!Â
Hal ini jangan pernah kamu lewatkan! Kalau orang tuamu tidak punya uang yang cukup untuk membiayai kamu ke tempat yang kamu inginkan, jangan memaksa keadaan.
- Usaha dan tekad
Kalau kamu mau lulus tes di kampus pilihan kamu, harus ada usaha yang kamu buat. Tidak serta merta kampus menerima kamu begitu saja. Mulailah cicil-cicil nilai dari kelas 10 sampai kelas 12, karena dengan nilai yang bagus akan mempermudah kamu bisa lulus. Lalu, kalau sudah ada usaha, jangan lupa tekad mu harus sudah bulat akan ke tempat itu. Jangan plin-plan, ya!
- Restu orang tua
Nah, ini juga jangan dilewatkan. Kamu kalau ingin merantau tapi tidak disertai dengan restu orang tua, sama saja bohong. Tapi, kalau kamu benar-benar yakin dengan pilihan kamu, coba bujuk orang tua lagi deh! Tidak usah takut kalau orang tuamu marah, itu tandanya mereka menyayangimu. Kalau kamu meyakinkan mereka dengan santun, yakinlah orang tuamu akan luluh. Mana ada orang tua yang tidak mau anaknya maju. Kalau ada, itu mah saya angkat tangan. No, komen! He-he :D
- Berdoa
Apapun alasannya, jangan pernah kamu anggap sepele yang satu ini. Tanpa ijin Yang Maha Kuasa, segala yang kamu rencanakan tidak akan berjalan mulus. Untuk itu, berdoalah dengan tulus dan ikhlas agar semuanya dilancarkan.
Sekian, semoga bermanfaat!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H