Mohon tunggu...
Ayu Sri
Ayu Sri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Bekas Lokalisasi Dolly Surabaya?

4 Desember 2017   12:45 Diperbarui: 4 Desember 2017   13:14 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMKM harus meningkatkan daya saing di pasar bebas seperti pemanfaatan media sosial untuk memperluas jaringan pemasaran dengan akses yang mudah dan cepat. Beberapa UMKM sudah memanfaatkan media sosial 7 dari 8 UMKM yang diwawancarai. Beberapa UMKM sudah mulai menggunakan endorse, testimoni, jasa foto yang menarik, dan sistem startup digital (website) ada tetapi belum maksimal. Startup ini bisa digunakan unutk memicu perhatian publik dan bisa lebih meningkatkan jangkauan pemasaran dibandingkan pemasaran secara offline. Startup juga memudakan untuk berinteraksi denga pihak luar (calon konsumen).

Perusahaan berbasis startup digital mendapatkan perhatian tersendiri di masyarakat Indonesia contohnya seperi GoJek. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia juga mendukung adanya sistem startup digital ini. Gerakan ini menjadi rintisan bagi perusahaan berbasis digital yang dapat berkembang dan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Gerakan startup digital merupakan salah satu strategi yang dijalankan guna memberikan pembekalan dan pembinaan terhadap para technopreneur.

Kehadiran technopreneur dalam menjalankan industri berbasis digital diharapkan akan mampu mengembangkan UMKM yang berada di bekas Lokalisasi Dolly Surabaya. Adanya startup digital UMKM tersebut berpotensi memperkuat dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. masyarakat Dolly berusaha memperkenalkan citra yang positif kepada masyarakat tentang wilayah ini dengan membuktikan lewat UMKM dan produk yang dihasilkan asli buatan warga setempat.

Kesimpulan

UMKM di daerah dolly telah memanfaatkan media online. Peran media online seperti memperluas jaringan komunikasi dan pemasaran, membuka akses kerjasama dengan berbagai pihak, menunjukkan eksistensi UMKM wilayah Dolly, mengubah image dolly. 7 dari 8 UMKM yang ada di wilayah Dolly sudah memanfaatkan media online. Tetapi masih ada kendala seperti belum adanya pembagian tugas yang jelas, belum memiliki status berbadan hukum, kurangnya penguasaan bahasa asing. Mayoritas wilayah Dolly didominasi oleh kaum millennials dan mereka telah berhasil diberdayakan lewat UMKM hanya saja belum maksimal dalam penggunaan teknologi dan internet untuk menghadapi persaingan pasar. Adanya saran unutuk pengadaan sosialisasi dan pelatihan pentingnya dan penggunaan media sosial, pemantauan UMKM berbasis digital, Ikut sistem Startupdigital.

Hubungan dengan komunikasi lingkungan dan kesehatan.

Dikarenakan adanya keresahan dan image negatif mengenai kawasan Dolly, pemerintah daerah melakukan penutupan daerah lokalisasi prostitusi. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan meliputi kebersihan, kesejahteraan, dan kesehatan dari para pekerja prostitusi beralih ke bidang UMKM. Dengan dijadikannya sentra UMKM, wilayah dolly menjadi lebih sehat, bersih, dan kesehatan warga sekitar lebih baik, Hal itu didukung karena adanya peningkatan kulitas ekonomi masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun