Mohon tunggu...
Agnes Stephany
Agnes Stephany Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Nilai Moral Masyarakat untuk Mencegah Vandalisme

27 Agustus 2024   08:27 Diperbarui: 27 Agustus 2024   08:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

          Wujud lingkungan higienis hanyalah imajinasi masyarakat kota Jakarta. Bukti imajinasi yang belum terealisasikan adalah Vandalisme, khususnya di salah satu ikon kota Jakarta, Lapangan Banteng. Vandalisme adalah aksi perusakan barang-barang indah yang dilakukan di fasilitas umum maupun pribadi (David, 1991). Vandalisme yang terjadi di Lapangan Banteng merupakan aksi klasifikasi vandalisme mencoret-coret  properti/fasilitas umum. Dinding tempat wisata ini dihiasi dengan bahasa yang kurang berkenan untuk dipakai dengan menggunakan pilox, bahan pewarna yang tidak ramah lingkungan. 

Banyak segi masyarakat yang dirugikan dengan komponen yang digunakan maupun yang diakibatkan, layaknya ciri masalah sosial dimana suatu kelompok masyarakat ataupun lingkungan sekalipun mengalami dampak negatifnya. Hal ini kerap terjadi karena penanaman nilai moralitas yang rendah, tentu ada nilai tradisional yang ditanamkan karena latar belakang suku maupun agama, tetapi tidak semua dari nilai tradisional tersebut diterapkan, melainkan nilai dianggap sebagai formalitas. 

Individu yang menjadi pelaku ini tidak dapat mempertimbangkan sekitar mereka, kurangnya didikan untuk mementingkan sesama daripada menjadikannya saksi bisu atas perbuatan yang mencelah. Oleh karena itu, dengan dukungan argumen dan bukti observasi yang konkret, kita dapat menyimpulkan bahwa vandalisme di kota Jakarta merupakan salah satu bentuk masalah sosial dan dapat segera dicegah dengan mengimplementasi nilai moral.

          Kasus Vandalisme yang ditemukan di Lapangan Banteng mempunyai hubungan dengan teori masalah sosial, dikarenakan vandalisme yang dilakukan di Lapangan Banteng merusak fasilitas yang dimiliki dengan cara mencoretkan pilox ke dinding fasilitas umum yang dapat dilihat tak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi masyarakat asing sekalipun. Vandalisme dapat merugikan nama kota Jakarta sebagai, ibu kota NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), destinasi wisata turis lokal, pemukiman untuk 10,56 juta penduduk (2020), dan pusat bisnis Indonesia.

 Teori yang berkaitan dengan masalah sosial ini adalah, pandangan psikologis vandalisme oleh Arnold P. Goldstein. Sesuatu dapat dikategorikan tindakan vandalisme tergantung pada kondisi sosial dan politiknya serta hubungan pelaku dengan individu yang berpengaruh. Perasaan pada umumnya ditentukan menurut dimensi psikologis seperti kegembiraan, kekurangan, keinginan, dan dominasi. Kondisi kehidupan remaja, yang merupakan pelaku vandalisme yang paling umum, dapat menimbulkan perasaan subordinasi dan kebosanan yang berbaur negatif. 

Generasi muda sering kali mencari berbagai jenis solusi terhadap permasalahan mereka, seperti mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, penggunaan narkoba, dan krisis identitas. Menurut teori Jason Lase pengaruh lingkungan rumah dan sekolah terhadap perilaku destruktif siswa (2003).

      Apabila kita ingin mengenal lebih lanjut mengenai implementasi nilai moral, maka dari itu kita harus mengenal basis nilai moral itu sendiri. Nilai moral lahir dari konsep pemikiran bahwa seseorang dapat menentukan baik atau buruk karena penanaman agama. Agama menjadi basis bahwa moral hadir untuk menentukan suatu tindakan benar atau buruk, ini yang membuat nilai moral sebagai fondasi dari seluruh nilai/norma yang ada. Apabila seseorang individu tidak dapat menerapkan nilai ini, maka individu tersebut termasuk melanggar nilai moral. Contoh pelanggaran nilai moral adalah kita sebagai siswi SMA menyontek saat ujian akhir semester. Hal tersebut tentu melanggar moral dikarenakan kita sedari kecil sudah diajarkan untuk tidak menyontek.

          Saat kelompok kami datang ke Lapangan Banteng, kelompok kami melihat beberapa vandalisme  yang tertera pada tembok-tembok dan tempat sampah di daerah sekitar Lapangan Banteng. Kami melihat ada coretan pada dinding bagian depan Lapangan Banteng dengan tulisan dengan bahasa yang kasar yaitu "Fuck PSJ" dan dapat terdapat grafiti-grafiti pada tempat sampah didalam lingkungan Lapangan Banteng. Aksi vandalisme ini merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan mental pada remaja. 

Vandalisme ini juga termasuk kedalam kegiatan merusak fasilitas umum maupun fasilitas pribadi yang ada. Dampak vandalisme bagi masyarakat sekitar adalah menimbulkan kekhawatiran, perhatian, serta keresahan pada masyarakat dan aparat pemerintahan. Masyarakat akan merasa tidak aman karena mereka takut jika para pelaku vandalisme akan melakukan hal-hal yang lebih membawa dampak negatif pada masyarakat.  

          Kami melakukan kuesioner mengenai vandalisme di sekitar lingkungan siswi-siswi SMA Santa Ursula, Jakarta. Hasil kuesioner tersebut menunjukan bahwa 44,4% siswi sering melihat vandalisme di lingkungan sekitar mereka. Mereka paling sering melihat aksi vandalisme ini di sekitar tembok di pinggir jalan, lingkungan rumah, dan pada fasilitas umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun