Mohon tunggu...
Agnas Setiawan
Agnas Setiawan Mohon Tunggu... -

Saya guru geografi, trainer, blogger, writer. Sekarang saya bertugas di SMA Unity Bekasi dan aktif di Komunitas Sejuta Guru Ngeblog. Saya juga mengelola blog lain yaitu geograph88.blogspot.com, agnazgeograph.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bonus atau Bencana Demografi?

21 September 2016   07:35 Diperbarui: 21 September 2016   09:03 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyediaan Fasilitas Sosial

Meningkatnya jumlah penduduk tentu akan berdampak pada bertambahnya kebutuhan sosial dari masyarakat. Berbagai sarana sosial seperti sekolah, rumah sakit, taman kota, pasar, jalan dan lainnya harus terus ditambah. Rasio antara jumlah fasilitas sosial dengan jumlah penduduk harus seideal mungkin. Kita lihat saat ini jika ke rumah sakit umum maka anda akan melihat antrian pasien dari pagi hingga sore. Hal ini menandakan jumlah rumah sakit masih belum seimbang dengan jumlah penduduk. Pembangunan unit baru harus terus digenjot agar masyarakat nyaman dalam menggunakan dan mendapatkan layanan sosial. Pembangunan sarana sosial bukan hanya terpusat di perkotaan tapi harus disebar hingga pedesaan. Jika tidak disebar maka ketimpangan desa dan kota semakin besar dan masyarakat di desa akan berbondong-bondong pindah ke perkotaan demi mendapatkan fasilitas sosial yang layak dan memadai. Pemerintah juga harus mampu membuat kualitas pendidikan di luar Jawa setara dengan di Jawa agar para pelajar tidak lagi harus pindah ke Jawa untuk sekedar mencari sekolah atau perguruan tinggi terbaik. Guru-guru terbaik harus disebar ke seluruh nusantara dan jangan hanya berpusat di Jawa saja. Tentunya penempatan yang jauh harus diimbangi dengan jaminan kesejahteraan dan rasa aman.

Serapan Tenaga Kerja

Bonus demografi dalam arti kuantitas berarti melimpahnya jumlah penduduk usia produktif (15-64). Hal ini tentunya sangat baik sebagai potensi pembangunan ekonomi Indonesia, namun di sisi lain melimpahnya jumlah tenaga produktif tersebut harus seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja. Jika tidak, maka angka pengangguran akan semakin tinggi. Menurut data International Labor Organization (ILO), pangsa pasar tenaga kerja Indonesia mengalami perkembangan signifikan selama 2014 dan 2015.

Jumlah pekerjaan meningkat 1,7 persen dari Agustus 2013 hingga Agustus 2014, sedangkan untuk angkatan kerja juga mengalami kenaikan sebesar 1,4% pada periode yang sama. Di era globalisasi ini pemerintah harus terus memberikan kampanye tentang industry kreatif kepada masyarakat. Tentu melimpahnya penduduk usia produktif akan berdampak pada persaingan dunia kerja yang sangat kompetitif. Salah satu cara menyiasati hal tersebut adalah dengan mengembangkan usaha-usaha industry kreatif. Perkembangan internet dan media sosial merupakan senjata utama pekerja kreatif dalam memasarkan produk-produknya saat ini. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan karena setiap tahun teknologi semakin berkembang.

Antiran Pencari Kerja, src:liputan6.com
Antiran Pencari Kerja, src:liputan6.com
Penyebaran Penduduk

Indonesia merupakan Negara kepulauan besar di dunia, namun penyebaran penduduk di Indonesia masih tidak merata. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2010, propinsi dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Jawa Barat dengan 43, 02 juta jiwa, disusul) Jawa Timur (35, 47 juta) Jawa Tengah (32, 38 juta) dan Sumatera Utara (12,98 juta). Banten dan DKI Jakarta menjadi urutan selanjutnya.

Mayoritas penduduk Indonesia bermukim di pulau Jawa terutama di kota-kota besar seperti Jabodetabek. Arus urbanisasi sangat kuat dan jika tidak diantisipasi maka akan terjadi overcapacity di beberapa kota terutama Jakarta. Jika kutub-kutub pertumbuhan baru tidak dibangun di luar Jawa maka berbagai masalah akan terus menumpuk di kota-kota besar saat ini. Kemacetan, persaingan lapangan kerja, kemiskinan, kriminalitas, pencemaran dan lainnya merupakan dampak dari manajemen penyebaran penduduk yang tidak merata. Program pemerataan penduduk harus dimulai tapi masalahnya adalah bagaimana pemerintah bisa membina para transmigran ini di wilayah baru dan bagaimana agar rasa aman senantiasa terjamin karena invasi pendatang di daerah baru sering memicu konflik dengan penduduk pribumi.

Itulah gambaran mengenai bonus demografi yang sedang dan akan melanda Indonesia. Jika tidak diantisipasi dan dikelola dengan benar maka bonus demografi tersebut akan menjadi bencana demografi dan masalah-masalah sosial akan bermunculan dan menambah beban kerja pemerintah dan menurunnya tingkat kesejahteraan penduduk. Kuantitas penduduk harus diimbangi dengan kualitas penduduk juga agar Indonesia benar-benar menjadi generasi emas terutama di ulang tahun ke 100 kemerdekaan Indonesia nanti. Amin.

FB: https://www.facebook.com/agnasgeo

Twit: https://twitter.com/agnas_geo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun