"Heh, ngapain bengong aja? Ayuk berangkat." Serunya pelan.
"Eh… ehh…  aku terpesona melihatmu." Aku tergagap.
"Halahhhhh. Yaudah yuk pergi." Balasnya tertawa.
"Pamit ayah bundamu dulu dong akunya."
"Oh iya silahkan."
Aku masuk ke dalam rumahnya dan menemui kedua orang tuanya untuk meminta ijin mengajak putrinya keluar. Mereka mengijinkan sembari berpesan menjaganya dengan baik. Akupun mengiyakan.
Kami berdua bergegas pergi. Kupacu kendaraanku membelah jalan ibukota. Suasana riuh keramaian jalan raya sungguh terlihat. Jalan-jalan protokol ramai oleh kendaraan bermotor mengakibatkan macet. Karena waktu sore adalah bersamaan dengan jam pulang kerja.
Namun kami berdua menikmatinya sembari bergurau. Hingga tidak terasa tempat sampailah kami pada tujuan. Salah satu gedung tinggi. Kami ingin menikmati senja berdua disana. Di atas gedung tinggi rooftop.
*
Senar gitar makin cepat kupetik. Semakin ingin kulampiaskan semuanya. Memaksa kerongkongan untuk berteriak menyenandungkan lagu sekeras kerasnya. Seketika suaraku menggema seluruh ruangan kamarku.
Ada makna tergali..