Mohon tunggu...
Agita Bakti Wardhana
Agita Bakti Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kelontong bodoh, pemalas, tukang modus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Berbagi Manfaat untuk Orang Lain

28 September 2016   20:56 Diperbarui: 29 September 2016   13:02 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan dik Rina dok.pri

D. Jangan pernah merasa malu akan kualitas tulisan

Malu, merupakan penyebab utama seseorang tidak mau menulis ataupun berhenti menulis. Keraguan akan kualitas artikel yang terbilang masih jelek dan belum pantas dibagikan menjadi masalah tersendiri bagi mereka penulis pemula. Akhirnya mereka merasa tidak mampu melakukannya.

Padahal menurutku, sebuah tulisan memiliki kualitas yang baik karena mampu memberikan manfaat untuk pembaca. Untuk itu jikalau ingin bisa menulis tekadkan diri terlebih dahulu untuk siap menuliskan sesuatu. Dan ketika sudah siap dan memiliki bahan tulisan segera tuliskan kemudian bagikan jangan pernah merasa malu.

Itu pengalamanku berbagi kepada seorang teman yang bertanya perihal bagaimana cara aku menghasilkan tulisan.

3. Berbagi Inspirasi untuk ADHA(Anak Dengan HIV/AIDS)

Sebelumnya saya pernah menuliskan perihal sebuah yayasan ADHA yang ada di Surakarta disini. Dalam artikel tersebut saya menuliskan perihal yayasan lentera Surakarta yang didiami oleh anak-anak penyakit HIV/AIDS. Mereka yang menghuni yayasan tersebut seringkali mendapat perlakuan diskriminasi dari warga sekitar. Oleh sebabnya beberapa anak yang sudah terbilang cukup besar menjadi depresi dan tidak tahan dengan perlakuan yang diterimanya.

Sebut saja namanya Rina, dia pernah menyendiri di kamar karena sudah tidak tahan dengan tekanan yang ada di kehidupannya. Betapa buruk nasibnya tersingkirkan dari lingkungan sekitar, juga penyakit yang bersemayam dalam tubuhnya tidak dapat disembuhkan. Sering menangis, depresi, bahkan mencoba melukai dirinya sendiri sudah pernah dilakukan.

Sungguh dari penuturan pengurus yayasan tersebut seketika membuat hati saya tersentuh. Keesokan harinya saya berinisiatif memberikan buku-buku penuh inspirasi yang di dalamnya berisikan orang dengan kekurangan namun bisa sukses bahkan memberikan manfaat pada orang lain. Salah satunya Nick Vujinic, dengan hanya memiliki satu kaki dan dua jari buktinya dia mampu bersaing dengan mereka yang memiliki kondisi yang lebih sempurna.

Nick Bujinic lulus di usia 21 tahun dengan dua gelar sarjana akuntansi dan perencanaan keuangan lalu mendirikan sebuah lembaga orang cacat, agar bisa mengembangkan karyanya dalam memotivasi orang lain. Dan semua itu terbukti ia bisa menjadi seorang motivator yang hebat dan mumpuni. Sudah puluhan Negara ia kunjungi untuk memberikan inspirasi penuh makna. Ia menekankan bahwasanya hidup merupakan sebuah keindahan jikalau kita menimatinya dengan terus berusaha tanpa memandang hal apapun.

Saya berikan beberapa buku untuk adik Rina itu tidak lain untuk membangkitkan semangatnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pasalnya, di usianya yang masih sangat belia bukan tidak mungkin suatu saat akan menjadi orang yang besar dan sukses, asalkan dirinya terus berusaha penuh semangat dan percaya diri.

Dan berikutnya yang saya tekankan kembali pada adik Rina adalah perihal penyakit yang mendera tubuhnya. Sampai saat ini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya tersebut. Tapi percayalah suatu saat tentu akan ditemukan. Perkembangan dunia kedokteran terasa semakin cepat dan para ilmuwan, juga dokter sedang mencari cara agar bisa menemukan ramuan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun